SOLO, Semenjak didirikan sejak 1867, Perpusatakaan Rekso Pustoko jadi bahan rujukan mahasiswa, jurnalis, wisatawan, akademisi dalam dan luar negeri. Koleksi perpustakaan langka milik Pura Mangkuneran Surakarta ini menjadi daya tarik kalangan ini untuk berkunjung.
Salah satu pengelola perpustakaan M Ng Basuki saat ditemui Jumat (15/8) mengatakan, naskah-naskah kuno berbahasa Jawa, Belanda, Perancis, dan Indonesia yang tersedia selalu keluar dari rak dan tempat penyimpanan. Bahkan foto-foto yang menggambarkan kegiatan pada masa lampau juga sering dipesan untuk diduplikasi
"Sayang koleksi penting seperti pengiriman ekspedisi budaya KGPAA Mangkunegara V ke Paris (Perancis) belum ada yang membukanya. Padahal kolesi ini menceritakan perjalanan dan kabar tim kesenian dari Jawa ini memeriahkan peresmian menara Eiffel (1889)," bebernya, Jumat (15/8).
Basuk mengungkapkan, koleksi lain yang mungkin bisa membuat decak kagum pengunjung adalah laporan hasil karya KGPAA Mangkunegara VII.
Semasa hidupnya, ia membangun berbagai pabrik, fasilitas umum, kesehatan bagi warga Solo. Hasil karyanya yang masih bisa dinikmati yakni Waduk Cengklik Boyolali, Taman Balekambang, gedung Monumen Pers Nasional, dan pembangunan sanitasi," katanya.
Sementara koleksi-koleksi kontemporer yang menceritakan masa penjajahan Belanda, dan Jepang hingga tahun 1950 juga tersedia di rak dan gudang penyimpanan perpustakaan tersebut.
Basuki menuturkan saban harinya pengunjung perpustakaan berjumlah 5-10. Pada waktu-waktu tertentu, ada wisatawan dari Prancis, Jepang, dan Belanda juga datang. "Umumnya wisatawan itu datang untuk tujuan belajar atau mencari data-data penting."
Perihal biaya operasional perpustakaan, gaji karyawan selama ini masih dibiayai dari pihak Pura Mangkunegaran. Meski begitu loyalitas staf perpustakaan ini memang tiada duanya.
Darweni Staf perpustakaan mengatakan, ada sekitar 2.000-3.000 koleksi yang dimiliki perpsutakaan ini, semuanya dalam kondisi baik.
Sumber: suaramerdeka.com
Comments
Post a Comment