YOGYAKARTA- Program PerpuSeru, kembali mempertegas komitmennya membangun Perpustakaan sebagai pusat belajar masyarakat berbasis Teknologi Informasi (TI). Program ini dilakukan melalui kemitraan strategis yang melibatkan pemerintah, pengusaha dan masyarakat.
[caption id="" align="alignnone" width="600"] Sri Sultan Hamengkubuwono buka lokakarya PerpuSeru (Foto: Faisal/Okezone)[/caption]
Berbagai pihak turut menyatakan komitmennya dalam acara Lokakarya bertajuk “Membangun Komitmen Pengembangan Perpustakaan” yang dihadiri oleh Kepala Daerah, Kepala Perpustakaan Propinsi dan Kabupaten/kota, sertaKepala Desa dari 19 Kabupaten/kota di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan di Yogyakarta tersebut, dibuka oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Sri Sultan dalam sambutannya mengatakan bahwa buku tidak hanya sekedar tempat penyimpanan saja, tapi harus dibaca atau sebagai pusat kegiatan belajar. Sultan pun memberikan contoh masyarakat yang memiliki tingginya minat baca, seperti di Jepang.
"Di Jepang, masyarakat membaca buku sambil menunggu kedatangan kereta di stasiun maupun di dalam kereta. Sedangkan masyarakat di Indonesia, misalnya sedang menunggus bus atauberada di dalam bisa jarang yang membaca buku,minat bacanya masih rendah," ujar Sultan dalam acara Lokakarya PerpuSeru, di Ballroom East Park Hotel, Seturan, Yogyakarta, Jawa Tengah, Selasa (26/8/2014).
Sultan melanjutkan, dalam membangun perpustakaan sebagai pusat belajar berbasis teknologi, masyarakat sudah lebih kreatif dan eranya sudah berkembang. Tidak hanya membuat seseorang pintar saja, tapi juga dapat menempuh taraf hidup melalui berbasis teknologi tersebut. "Dengan berbasis teknologi, bisa mendidik masyarakat. Mereka dapat memanfaatkan potensinya. Sebenarnya minat baca sudah tinggi, tapi minat tersebut menjadi berkurang karena tidak variatif," ucapnya. Setelah memberikan sambutannya, Sultan pun langsung menyambangi beberapa booth komunitas perpustakaan yang turut serta dalam acara itu.
Sumber: okezone.com
Comments
Post a Comment