Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, terus berupaya mendekatkan keberadaan perpustakaan dalam aktivitas masyarakat untuk menumbuhkan minat dan budaya membaca.
"Sampai akhir 2014, kami yakin enam unit perpustakaan terpadu bisa segera diresmikan dan bisa langsung beroperasi dalam melayani keinginan masyarakat mendapatkan bahan bacaan berkualitas dan sesuai kebutuhan,"
"Sampai akhir 2014, kami yakin enam unit perpustakaan terpadu bisa segera diresmikan dan bisa langsung beroperasi dalam melayani keinginan masyarakat mendapatkan bahan bacaan berkualitas dan sesuai kebutuhan," kata Kepala Kantor Perpustakaan Daerah dan Arsip Kabupaten Bangka Barat Suradi di Muntok, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa enam perpustakaan terpadu di tingkat desa tersebut terdapat di Desa Tuik, Simpangyul, Airkuang, Rambat, Belolaut dan Airbelo.
"Khusus untuk perpustakaan terpadu Desa Airbelo, Kecamatan Muntok, sudah mulai beroperasi tahun lalu dan dijadikan percontohan untuk dikembangkan di desa-desa lain," kata dia.
Ia menjelaskan bahwa perpustakaan terpadu tersebut merupakan sebuah bangunan gedung yang didalamnya terintegrasi antara perpustakaan atau tempat baca dengan beberapa kebutuhan masyarakat lain, seperti posyandu, poskamling dan sekretariat desa mandiri.
Konsep ini, menurutnya, merupakan konsep pembangunan untuk mendekatkan buku langsung kepada kegiatan sehari-hari masyarakat dalam satu gedung khusus.
"Jadi ibu-ibu dan anak yang mengikuti kegiatan posyandu pada pagi hari langsung dihadapkan pada buku-buku di perpustakaan tersebut, begitu pula para pemuda dan bapak-bapak yang jaga poskamling, mereka bisa menjaga lingkungan sambil baca buku yang ada di tempat itu," kata dia.
Dengan terpusatnya berbagai kegiatan masyarakat dalam satu gedung perpustakaan terpadu itu, diharapkannya minat baca dan budaya membaca semakin tumbuh dan berkembang.
"Kami harapkan ke depan masyarakat semakin terbiasa dengan membaca buku sehingga memenuhi salah satu indikator kemandirian dan kesejahteraan masyarakat," kata dia.
Ia mengatakan pembangunan gedung perpustakaan terpadu tersebut berada di bawah pengawasan Kantor Pemerintahan Desa setempat sebagai leading sektornya, sementara Kantor Perpusda dan Arsip setempat membantu operasional gedung, terutama dalam pengelolaan perpustakannya.
Menurutnya, pola mendekatkan bahan bacaan langsung ke pusat-pusat aktivitas masyarakat tersebut diharapkan mampu menjadiukan bahan bacaan sebagai konsumsi sehari-hari masyarakat.
"Bahan bacaan yang kami sediakan juga disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi geografis masyarakat setempat, misalnya buku-buku pertanian, perkebunan, perikanan. Koleksi buku-buku seperti itu yang akan terus kami tingkatkan dan diputar antarperpustakaan untuk memberi variasi bacaan baru," Kata dia.
Selain itu, kata dia, pemkab juga akan berupaya meningkatkan pengadaan buku-buku baru yang nantinya akan disalurkan ke perputakaan terpadu, perpustakaan desa dan sekolah untuk mengatasi kejenuhan pembaca.
Sumber: skalanews.com
Comments
Post a Comment