Banyuwangi - Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Dwi Yanto meminta guru di daerahnya lebih kreatif menyiasati belum adanya buku paket pelajaran Kurikulum 2013. "Belajar-mengajar saat ini tak hanya textbook," katanya, Jumat, 15 Agustus 2014.
Menurut Dwi, banyak media belajar yang bisa digunakan guru agar tidak bergantung pada buku paket pelajaran. Misalnya, kata dia, guru bisa mengajak siswa lebih sering ke lapangan, sehingga siswa bisa mengetahui obyek pelajaran secara langsung.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno mengatakan, dari 49 sekolah negeri dan swasta, baru separuh yang menerima buku paket pelajaran Kurikulum 2013. Adapun 55 SMK dan 223 SMP belum menerima.
Menurut Suratno, siswa dan guru bisa mengunduh buku paket pelajaran melalui website atau mencetak sendiri dari softcopy yang telah dibagikan ke seluruh sekolah.
Hairul Umam, guru geografi SMA PGRI Rogojampi, mengatakan tidak mudah baginya mengajar bila siswa tak memegang buku paket. Apalagi sekolahnya hanya memiliki dua perangkat LCD, sehingga harus dipakai bergantian dengan kelas lainnya. Guru, kata dia, tak bisa memaksa siswa memfotokopi buku, karena akan menambah beban biaya siswa.
Menurut Hairul, terlambatnya kedatangan buku paket mempersulit guru menerapkan Kurikulum 2013. Padahal, idealnya, guru harus menyesuaikan kurikulum baru tersebut dengan buku paket. "Kalau begini, guru susah untuk mengaplikasikan kurikulum baru," katanya.
Sumber: tempo.co
Comments
Post a Comment