Universitas Ciputra Cerdaskan Masyarakat dengan Taman Bacaan

SURABAYA - Meski berada di tengah kawasan elit, Universitas Ciputra (UC) tak melupakan perkampungan sekitarnya. Mereka membangun taman bacaan masyarakat (TBM) di RW 1, Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep yang hanya berjarak 200 meter dari kampusnya.




[caption id="" align="alignnone" width="700"] Tak Ingin Ada Gab Antara UC dengan Masyarakat[/caption]

Balai RW 1, Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep terlihat mencorong dengan warna merah di beberapa sisinya. Bangunan ini terletak persis di depan pertigaan gang pertama Kelurahan Made.


Tepat di pojok kanannya terdapat ruangan tertutup berukuran sekitar 3 x 5 meter. Tampak sekilas seperti kantor RW. Tetapi setelah diamati di dalamnya terdapat beberapa rak besar dengan buku-buku beraneka judul seperti kewirausahaan, bisnis dan buku-buku hukum (pertanahan).


Ruangan ini dilengkapi sebuah PC komputer serta kipas angin dan meja kursi yang membuat penggunanya nyaman.


Ya, tempat itu adalah sebuah taman bacaan masyarakat (TBM) yang didirikan atas kerjasama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan Perpustakaan Universitas Ciputra Surabaya.


Taman bacaan ini telah dilaunching pada 15 Juli 2014 dan akan dibuka setiap hari.


"Kami telah melakukan training terhadap dua orang yang akan bertugas menjaga taman bacaan ini,"terang J.E. Sutanto, Dosen Pasca Sarjana Universitas Ciputra yang memilii ide membuat taman bacaan ini.


Dijelaskan Sutanto, ide awal membuat TBM ini muncul ketika pihaknya melihat ada gab (kesenjangan) keilmuan yang mencolok antara UC sebagai gudangnya ilmu dengan perkampungan sekitar yang hanya berjarak ratusan meter.


"Saya tidak bisa membiarkan ini terjadi, mereka harus dibina agar bisa mengikuti perkembangan yang ada,"terang Sutanto saat ditemui di TBM Made, Kamis (24/7/2014).


Sutanto lalu mengajukan hibah pengabdian masyarakat dari direktorat jenderal pendidikan tinggi (Dikti), kemendikbud. Dan akhirnya disetujui.


Sebelum memutuskan membuat taman bacaan, Sutanto lebih dulu mengajak rembug warga. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keinginan warga agar program yang diberikan bisa mendapat dukungan penuh.
"Kami juga mengedarkan quisioner mengenai apa saja yang dibutuhkan mereka,"katanya.


Dari hasil penjaringan aspirasi dan rembug bersama ini akhirnya disimpulkan bahwa warga membutuhkan akses informasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan usaha yang mereka lakukan.


Seperti diketahui Kelurahan Made selama ini dikenal sebagai penghasil berbagai produk pertanian seperti cabe merah, melon serta berbagai produk hortikultura.


Sayangnya, karena keterbatasan informasi sehingga produk ini tidak bisa dikelola secara maksimal.


"Dari kebutuhan warga ini akhirnya kami putuskan membuat taman bacaan lengkap dengan buku-buku kewirausahaan yang berguna bagi masyarakat,"ujarnya.


Untuk melengkapi informasi, pihaknya juga memberi komputer yang bisa dipakai untuk mengakses internet kapan pun juga.


Dari internet ini diharapkan warga Kelurahan Made bisa mengakses bagaimana cara mengembangkan produk hasil pertaniannya.


Menurut Sutanto, buku dan akses internet ini sebagai kail untuk masyarakat bisa mencari jalan mengembangkan produknya.


Sementara untuk melancarkannya, pihak UC bertekat akan terus melakukan program pendampingan, termasuk memberikan pelatihan kewirausahaan dan pemasaran.


"Bahkan kami siap mendatangkan expert (ahli) dari UC untuk memberikan pelatihan ini,"janjinya.


Pelatihan ini sebagai upaya mempercepat penyerapan mereka terhadap buku-buku yang disediakan di taman bacaan ini.


"Kalau tidak ada langkah nyata ini akan sia-siap dan eman karena mereka sudah mendapat teorinya dari buku ini,"katanya.


Sementara untuk kelanjutan pengelolaan perpustakaan, pihaknya juga menggandeng dosen-dosen perpustakaan untuk memberikan training pada petugas taman bacaan.


Termasuk diantaranya tentang bagaimana manajemen taman bacaan, sistem pengkodean buku serta bagaimana langkah ketika ada masyarakat yang tidak mengembalikan buku.


"Kami sudah membuatkan database di komputer sehingga akan mempermudah manajemennya. Kami juga akan menyediakan langganan koran untuk memancing masyarakat agar datang ke sini,"katanya.


Taman bacaan di Kelurahan Made ini bukan satu-satunya yang didirikan UC.


Universitas yang fokus pada bidang entrepreneurship ini juga mendirikan taman bacaan di RW 6 Kelurahan Sambikerep, Surabaya.


Dia berharap dengan terbukanya informasi bagi warga kelurahan ini bisa mengungkap perekonomian setempat.


"Harapan kami program ini bisa mendukung program Pemkot Surabaya yang menggiatkan urban farming di sini,"harapnya.


Sumber: tribunnews.com

Comments