Turun, Pengunjung Perpustakaan Majalengka di Bulan Ramadan

MAJALENGKA, Sejak bulan puasa terjadi penurunan pengunjung perpustaaan di Kabupaten Majalengka hingga lebih dari 50 persen, kondisi tersebut juga diduga akibat liburnya semua anak sekolah mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan Atas dan sebagian mahasiswa.


Pengunjung perpustakaan daerah sendiri memang biasanya kebayakan berasal dari anak sekolah dan mahasiswa sementara pengujung dari masyarakat umum nyaris jarang ditemui.


Suasana di ruang baca perpustakaan semenjak bulan puasa selalu lengang, buku yang menumpuk di meja hanya buku-buku yang sedang dirapikan oleh sejumlah pustakawan. Padahal pada hari-hari biasanya, saat sekolah tidak libur, pengunjung lumayan banyak.


Menurut keterangan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Perpustakaan, H. Ande Jatnika, jumlah pengunjung perpustakaan sebelum bulan puasa setiap harinya bisa mencapai kurang lebih sekitar 100 orang per harinya. Mereka datang mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB, walapun di antara pengunjung tersebut sebagian meminjam buku sebagian lagi hanya membaca di perpustakaan. Sekarang ini menurut Ande, pengunjung bisa dihitung jumlahnya, tidak sampai 50 orang.


“Pengunjung perpustakaan biasanya didominasi oleh anak sekolah dan sebagian mahasiswa. Masyarakat umum nyaris jarang ada yang datang. Belum ada penelitian yang jelas mengapa masyarakat umum jarang berkunjung. Apakah mereka memiliki buku sendiri di rumah sesuai dengan yang dibutuhkannya ataukah minat baca yang kurang,” ungkap Ande.


Disampaikan Ande, buku-buku yang diminati para pelajar dan mahasiswa kebanyakan buku pelajaran yang diajarkan di sekolah atau di kampusnya, atau juga buku-buku lain untuk menunjang referensinya serta buku-buku sastra.


Ke depan pihaknya berencana memperbanyak buku-buku yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk berbagai jurusan, agar mereka tidak kesulitan memperoleh buku referensi di kampusnya. Terutama untuk mereka yang akan menyusun skripsi.


Sementara ini koleksi buku di Perpustakaan Daerah mencapai 9.000 buku, kebanyakan buku umum, sebagian pelajaran sekolah, buku keterampilan, seperti memasak, kerajinan dan sebagian buku sastra, serta buku-buku lainnya.


“Buku-buku tersebut belum bisa ditampung di rak, karena keterbatasan tempat, sebgian lagi malah baru disusun untuk diberi kode,” kata Ande.


Ke depan harapannya UPTD Perpustakaan bisa menyediakan perpustakaan keliling, agar masyarakat di daerah yang butuh bahan bacaan bisa difasilitasi. Sayangnya saat ini hal itu belum bisa dilakukan sehubungan kendaraan perpustakaan keliling rusak akibat kurang perawatan.


Sumber: pikiran-rakyat.com

Comments