Pemerintah Belum Beri Perhatian Serius Pustakawan : Padahal Indonesia sangat membutuhkan tenaga-tenaga pustakawan

Peran perpustakaan sebagai salah satu unsur dalam mencerdaskan kehidupan bangsa masih dipandang sebelah mata. Pustakawan, sebagai sumber daya manusia utama dalam penyelenggaraan perpustakaan, belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Hal ini menjadi temuan saat Komisi X DPR melakukan kunjungan kerja ke Badan Perpustakaan dan Arsip Nasional Daerah Bali.


“Perlu di format ulang dalam mencari sumber daya manusia untuk menangani perpustakaan. Hal pertama yang mesti dilakukan adalah sosialisasi jurusan Ilmu Perpustakaan yang mesti digalakkan lagi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Apalagi universitas yang memiliki jurusan ini tidak banyak,” jelas Anggota Komisi X DPR Herlini Amran, usai meninjau kondisi lapangan di Bali, Selasa (15/07).


Politisi F-PKS ini memperhatikan, selama ini banyak pihak yang menilai masa depan pustakawan itu terkesan suram. Padahal, Indonesia sangat membutuhkan tenaga-tenaga pustakawan.


“Dari hasil pemantauan saya di lapangan, SDM yang ditempatkan di perpustakaan adalah orang-orang yang terbuang. Perlu merubah mindset bahwa pustakawan masih dibutuhkan di Indonesia, dan bukan pekerjaan yang terbuang,” tambah Politisi asal Dapil Kepulauan Riau ini.


Herlini menambahkan, perlu ada kreatifitas dari Kemendikbud dalam menyosialisasikan jurusan ini kepada calon peserta didik baru, bahwa jurusan Ilmu Perpustakaan juga memiliki prospek masa depan yang bagus, karena sangat dibutuhkan.


“Pemerintah juga harus memperhatikan jenjang karir pustakawan di Badan Perpustakaan, baik pusat maupun daerah. Jadi perlu perlakuan yang sama kepada pustakawan. Namun itu kembali ke otonomi daerah, karena masih ada daerah yang memandang sebelah mata peran pustakawan,” imbuhnya.


Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Nasional Daerah Bali Luh Putu Haryani menyatakan bahwa pihaknya masih minim pustakawan, apalagi pustakawan yang ada tak lama lagi menghadapi pensiun.


“Dalam rekruitmen SDM Badan Perpustakaan itu belum ada yang khusus memiliki latar belakang pendidikan pustakawan. Jadi kami mohon jika nanti ada rekruitmen CPNS ke depannya, ada khusus penerimaan pustakawan. Belum lagi, pustakawan yang ada sekarang, ke depannya pasti akan menghadapi masa pensiun, sehingga perlu regenerasi,” jelas Haryani.


Ia mengakui, saat ini jumlah pustakawan di instansi yang ia pimpin hanya ada 16 orang. Padahal tugas pustakawan ini cukup banyak, salah satunya memberikan pembinaan perpustakaan di sekolah-sekolah, di kabupaten maupun kota di Provinsi Bali.


“Soal koleksi buku selalu kita tambah terus. Sekarang mencapai 114 ribu buku, dengan 816 judul buku. Setiap bulannya, kami berusaha menambah koleksi buku,” tambah Haryani.


Sementara itu, Ketua Komisi X DPR Agus Hermanto mengusulkan agar Jurusan Ilmu Perpustakaan memberikan beasiswa kepada peserta didiknya, sehingga dapat meningkatkan peminatnya. Untuk tenaga pustakawan, menurutnya perlu diberikan insentif yang memadai, agar dapat meningkatkan kinerjanya. (sf), foto : sofyan efendi/parle/hr.


Sumber: dpr.go.id

Comments