Karang Taruna Kelurahan Klademak di Kota Sorong, Papua Barat, mendirikan sebuah rumah baca gratis yang didedikasikan bagi masyarakat kelurahan tersebut untuk mendapatkan sumber dan bahan bacaan yang bermanfaat. Anggota Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Klademak Mariati yang ditemui di Sorong, Kamis, mengatakan pihaknya telah mendirikan sebuah perpustakaan mini yang diberi nama Rumah Baca Asmanadia.
Rumah baca tersebut didirikan sejak 2011 setelah melihat masyarakat setempat terutama anak-anak usia sekolah kesulitan mendapatkan bahan bacaan yang bermanfaat. Menurut dia, sejauh ini buku dianggap sebagai sumber ilmu pengetahuan yang paling ramah dan aman bagi anak-anak dibandingkan dengan sumber-sumber lain yang sulit disaring seperti internet. Buku-buku yang dikoleksi di rumah baca tersebut, diseleksi terlebih dulu terutama materi yang bisa membentuk karakter anak secara positif, sekaligus menambah ilmu pengetahuan.
"Hingga saat ini buku masih menjadi sumber utama bagi kebanyakan masyarakat sebagai sumber ilmu pengetahuan, juga menjadi alternatif media yang cukup ramah dan aman bagi anak-anak. Dengan demikian, anak-anak lebih bebas memilih jenis buku apa yang akan dibaca," kata Mariati, seperti dikutip dari Antara, Kamis (3/7).
Dia mengatakan aktivitas rumah baca yang didirikan di lingkungan tersebut berhasil meningkatkan minat baca generasi muda di sekitarnya dalam memanfaatkan waktu luang, sehingga jumlah buku yang ada pun mulai dirasakan kurang.
Dia menuturkan awal mula inisiatif pembentukan rumah baca tersebut dimulai, ketika pada 2011 sejumlah pemuda di Kelurahan Kladimak, melihat ada kecenderungan membaca buku di kalangan anak dan remaja, namun tidak tersedia perpustakaan untuk menjawab minat generasi muda tersebut.
Sekelompok pemuda kemudian berinisiatif mengumpulkan buku-buku dan mendirikan sebuah perpustakaan sederhana yang diberi nama Rumah Baca Asmanadia yang diangkat dari bahasa lokal yang kira-kira diterjemahkan sebagai sumber pencerahan. Kini, rumah baca tersebut tidak hanya diminati oleh murid SD, SMP dan SLTA tetapi juga para mahasiswa di kota tersebut.
Artinya, lanjut dia, kehadiran sebuah rumah baca dapat memotivasi kaum muda untuk membaca meskipun dengan koleksi buku dan judul yang sangat terbatas. Karena keterbatasan mendapatkan buku, rumah baca tersebut juga selalu menerima sumbangan buku dari pihak-pihak yang menaruh kepedulian pada buku sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan.
Dari pengalaman mendirikan rumah baca yang kemudian berhasil menarik minat baca masyarakat di sekitarnya, Mariati berpendapat bahwa keluarga memegang peranan yang sangat penting dalam membangun tradisi membaca bagi anak-anak muda.
"Kami sudah mencoba untuk melakukan hal itu lewat rumah baca dan hasilnya terbilang cukup efektif sehingga menjadi alasan kami hadir sebagai relawan literasi dengan konsep rumah baca. Tujuan mendirikan rumah baca ini, dalam rangka ikut menyukseskan program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,"katanya.
Dia menilai, minat baca masyarakat Kota Sorong masih rendah, terutama pada anak-anak sekolah karena minimnya sarana yang menyiapkan bacaan yang beragam.
"Meskipun demikian kami punya harapan dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat sekitar melalui membaca. Apalagi Masyarakat mengakses buku-buku secara gratis, walaupun sebagian besar buku bekas, namun masih layak dibaca karena kami menyediakan aneka buku fiksi dan nonfiksi, buku cerita anak-anak, kami juga menyediakan koran lokal dan dan koran nasional untuk pengunjung membaca secara gratis," katanya.
Sumber: merdeka.com
Comments
Post a Comment