Perpustakaan Kota Adelaide, Australia, merangkul kalangan tunawisma melalui sastra. Caranya, dengan mengajar mereka bagaimana menulis untuk menyuarakan aspirasi orang-orang yang seringkali terabaikan ini.
Setiap Selasa dan Kamis sore sekelompok penulis berjalan menuju Perpustakaan Kota Adelaide.
Mereka terlihat seperti kelompok lain yang memiliki gairah dan kecintaan terhadap buku, membicarakan bacaan mereka dengan penuh ketertarikan dan berbagi mengenai karya tulis terbaru. Tetapi ketika kelompok ini bubar, anggotanya tidak pulang ke rumah yang hangat sambil membaca buku di depan perapian -- mereka kembali ke jalanan.
Program bernama From the Margins merupakan program kerjasama antara pemerintah kota Adelaide, Big Issue, dan SA writer Centre.
"Anda bertemu dengan orang-orang yang memiliki kecerdasan dan kepekaaan yang luar biasa serta sangat kreatif, tetapi mereka tidak dibekali dengan keterampilan kreatif," David Chapple, manajer pengembangan menulis, menjelaskan.
Isu melek huruf tidak hanya menjebak kreatifitas bagi beberapa peserta, tetapi juga membuat mereka tidak bisa dipekerjakan.
"Salah satu posisi terburuk yang bisa anda temukan adalah tidak memiliki suara dan (program) ini salah satu cara untuk menyelesaikan masalah itu," katanya.
Hal yang mengejutkan dari workshop ini adalah penemuan oleh para peserta bahwa, meskipun mereka tidak bisa menulis kisah mereka, mereka adalah pencerita yang mahir, pengguna bahasa yang luar biasa.
"Tunawisma adalah kelompok sangat beragam, anda bertemu dengan orang-orang dari berbagai usia, dari berbagai latar belakang, yang memiliki banyakpengalaman," jelas Chapple.
Ia mengatakan bahwa perubahan peserta selama kursus, saat mereka menyadari mereka bisa mencapai tujuan dan membangun kepercayaan diri, adalah sesuatu yang mencengangkan.
"Di dalam kelompok ini, mereka sangat bagus dengan mendukung satu sama lain," jelasnya.
Proses mereka menceritakan kisah-kisahnya menjadi salah satu cara penyembuhan bagi beberapa peserta, Chapple menjelaskan, dengan tujuan akhir mengubah kisah-kisah mereka menjadi karya yang akan cocok untuk pembaca yang lebih luas.
Pada akhir acara peserta akan memajang karya tulis mereka di Perpustakaan Kota Adelainde, dengan harapan kisah-kisah tersebut diterima oleh penerbit luar.
sumber: tribunnews.com
Comments
Post a Comment