Ingin Bacaan Gratis di Warkop

BUKU, koran, dan majalah merupakan bacaan paling banyak diipilih oleh para pengunjung warung kopi di Pontianak. Data ini merujuk pada hasil survei terhadap sejumlah warkop yang dilakukan oleh Perpustakaan Provinsi Kalimantan Barat.Seperti diberitakan Pontianak Post sebelumnya, dari 270 responden (pengunjung warkop) yang disurvei, sebanyak 160 responden atau 59 persen mengaku pernah membaca di warung kopi. Sebagian dari mereka berada di warkop selama 1—3 jam.


Koordinator survei, Ireng Maulana, mengatakan bahwa dari ketiga bentuk bacaan yang dipilih, tema beragam. Tidak ada angka dominan untuk masing-masing topik. Pada buku, meskipun angka tertinggi pada komik dan novel, namun angka tersebut tidak memiliki selisih yang cukup jauh dengan sastra dan budaya. Sedangkan untuk majalah, terdapat tiga tema yang menonjol, yaitu otomotif (22 persen), teknologi dan IT (19 persen), serta wacana sosial dan politik (17 persen). “Berbeda dengan dua bentuk bacaan sebelumnya, pada koran terdapat selisih angka yang cukup signifikan. Dari beragamnya pilihan yang ditawarkan ke responden, sebanyak 37 persen memilih tema olahraga sebagai topik yang paling sering dibaca di koran,” jelasnya, Selasa (3/6).



Sebagian besar pengunjung berkeinginan memanfaatkan bahan bacaan gratis di warung kopi atau 82 persen. Sedangkan sebanyak 17 persen responden masih belum dapat memastikan apakah akan memanfaatkan bahan bacaan tersebut atau tidak. Namun setidaknya, gagasan tersebut disambut baik oleh hampir seluruh pengunjung ruang publik yang diwawancarai. “Ternyata publik menyambut baik gagasan untuk menyediakan bahan bacaan gratis di warung kopi. Sehingga peran ini dapat diambil oleh pemerintah daerah dan pemerintah kota untuk memperluas pelayanan menyediakan bahan bacaan kepada publik,” ujar Ireng.



Survei ini menyimpulkan sebagian besar pengunjung pernah membaca di warung kopi paling sering sekitar 1-3 jam dan bahan bacaan dibawa sendiri dari rumah atau tempat tinggal. Mereka juga memanfaatkan bahan bacaan yang disediakan oleh pemilik warung kopi. Kemudian, lebih dari separuh pengunjung mengaku dapat membaca di warung kopi ketika sedang sendiri atau tidak sedang bersama teman, dan tersedianya bahan bacaan. “Sedangkan bahan bacaan yang direkomendasikan sebagai koleksi pustaka berdasarkan referensi pubik yang memanfaatkan ruang publik yakni bacaan yang bertema otomotif, teknologi dan IT serta sosial politik.  Bacaan berbentuk buku seperti novel dan komik juga menjadi pilihan pengunjung untuk di baca di ruang publik,” papar lulusan IOWA State University, USA itu.
Faktor lain yang harus diperhatikan terkait penyedian bahan bacaan di warung kopi yaitu koleksi terbaru, tidak tebal, dan berisi informasi ringan karena pengunjung ingin dapat menyelesaikan satu bacaan dalam waktu yang tidak terlalu lama.



Menurut Ireng fakta yang paling penting adalah hampir seluruh pengunjung menyetujui gagasan tersedianya bacaan gratis di warung kopi, dan bersedia memanfaatkan bahan bacaan yang tersedia gratis tersebut. “Memperhatikan respon positif dari publik terkait gagasan pos pelayanan perpustakaan, maka sudah sewajarnya pemerintah daerah atau pemerintah kota dapat menyambut dukungan masyarakat dengan mendirikan pusat-pusat baca masyarakat di tempat-tempat berkumpul mereka, sehingga pojok baca publik berbasis warung kopi merupakan gagasan yang relevan,” katanya.(hen)


Sumber: pontianakpost.com

Comments