Produksi Buku Nasional Masih Rendah

SOLO, Kepala Pusat Pengembangan dan Pengkajian Minat Baca Perpustakaan Nasional, Syarif Bando mengungkapkan, secara umum minat baca masyarakat sekarang semakin tinggi. Namun persoalannya bahan bacaan masih kurang, karena produk buku dari penerbit di dalam negeri masih sedikit.
Masalah tersebut dikemukakan Syarif Bandi kepada wartawan, di sela-sela seminar pengembangan perpustakaan di Balaikota Solo, Kamis (8/5/2014).


"Dalam seminar ini saja banyak peserta yang antusias mengikuti. Itu indikasi minat baca relatif tinggi. Barangkali sekarang tinggal mendorong dengan menyediakan buku-buku di perpustakaan, karena di masyarakat tidak ada 'library minded'. Produksi buku nasional juga masih rendah," ujarnya.


Dia berharap kalangan kampus perguruan tinggi ikut bertanggungjawab dalam pengembangan perpustakaan. Ditegaskannya, sekarang bukan saatnya mahasiswa di kampus bersikap menunggu disuapi dan beranggapan masih seperti kanak-kanak.


Menyinggung populasi perpustakaan di Indonesia, Syarif Bando menyebutkan, di seluruh provinsi di Indonesia, kecuali Kalimantan Utara terdapat 496 perpustakaan dan jumlah perpustaan desa mencapai lebih dari 21 000.


Di sekolah, menurut dia 60 persen sudah memiliki perpustakaan dan di perguruan tinggi sudah mencapai 90 persen.


"Meskipun rata-rata perpustakan banyak yang sudah baik, tetapi sumber daya manusia pustakawan di Indonesia masih sangat sedikit. Idealnya, dengan jumlah penduduk hampir 300 juta jiwa, dibutuhkan minimal 300.000 orang pustakawan, tetapi jumlah pustakawan yang ada baru 3.000 orang," jelasnya.


Syarif juga mengingatkan, bangsa yang maju biasanya memiliki minat baca tinggi dan ditunjang perpustakaan yang baik dan lengkap. Namun di samping persoalan sumber daya manusia yang terbatas, sarana dan prasarana perpustakaan dan regulasi juga belum memadai karena baru dikembangkan. Ketentuan perpustakaan wajib juga baru keluar tujuh tahun, sehingga belum banyak dikenal masyarakat.Perpustakaan Nasional akan memberi stimulan untuk pengembangan perpustakaan keliling, pembangunan gedung baru dan lain-lain.


Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo seusai membuka seminar menyatakan, dia akan lebih memberdayakan perpustakaan untuk memberi akses yang lebih luas kepada masyarakat ke sumber ilmu pengetahuan tersebut. Dalam kaitan itu, dia minta


Kantor Perpustakaan Daerah jangan dianggap sebagai tempat pembuangan PNS. "Saat ini Pemerintah Kota Solo berupaya mengembalikan peran perpustakaan. Tahun ini gedung baru perpustakaan daerah dibangun agar lebih representatif. Itu untuk melayani masyarakaya yang haus ilmu pengetahuan," tandasnya.


Sumber: pikiran-rakyat.com

Comments