Koleksi Lebih dari 500 Buku

Bagi eksekutif yang sibuk, setiap waktu luang, akhir pekan, atau liburan, tentu akan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Bagi Anita Eka Permatawaty, key leader operations PT Harmoni Dinamik Indonesia (HDI), waktu luang diisi untuk berkumpul dengan dua anaknya dan menyalurkan hobi, antara lain dengan membaca buku dan novel.


Anita saat ini memiliki empat hobi, yakni membaca, mendengarkan musik, menonton film, dan traveling. Dari keempatnya, hobi yang paling rutin dan sering kali dijalaninya adalah membaca buku. Saat ini, dia sedang suka membaca buku tentang pengembangan diri, filosofi hidup, dan manajemen, dengan kontribusi mencapai 90 persen.


Ibu dua anak ini sudah hobi membaca dari sejak kecil karena dilatarbelakangi oleh rasa penasaran dan keingintahuannya terhadap sesuatu. Hingga akhirnya, dia menyadari bahwa membaca sama saja dengan membuka cakrawala dunianya dan sebagai sarana untuk introspeksi dan pengembangan diri.


Dia biasa menyalurkan hobinya untuk membaca buku pada waktu luang, ketika malam hari menjelang tidur, akhir pekan, atau liburan. Satu buku dengan jumlah 250-300 halaman pun bisa "dilahapnya" hingga tuntas dalam waktu satu pekan.


“Dengan membaca, kita akan bisa banyak belajar hal baru dan sering kali menjadi bagian dari introspeksi diri, sehingga akan menjadi manusia yang semakin berkembang. Karena itu, setelah membaca buku, saya suka memberikan jeda waktu untuk menyerap isi buku yang dibaca,” ujar Anita di Jakarta, pekan lalu.


Perempuan kelahiran 47 tahun lalu ini mengaku, salah satu buku novel yang sangat berkesan dan disukainya berjudul The Dreamseller karya Augusto Cury dari Brasil. Novel tersebut telah diterbitkan dua edisi, yakni The Dreamseller: The Revolution dan The Dreamseller: The Calling, yang bagus dibaca untuk belajar lebih bijak dalam menghadapi dan menyikapi kehidupan.


Dia mengaku lebih bisa menempatkan diri dengan banyak membaca buku. Kebiasaan membaca telah memberinya banyak masukan, bagaimana mengembangkan dan menempatkan diri di antara orang lain. Kegiatan itu juga memberinya pelajaran agar berempati, serta bagaimana cara terbaik untuk menghadapi dan lebih menghargai orang lain.


Dampak dari kesukaannya membaca buku yang sudah lama, kini, Anita punya koleksi lebih dari 500 buku yang disimpan di empat lemari di rumahnya. Itu pun sebagian sudah dikasih ke orang lain. Dari jumlah tersebut, sekitar 50 persen merupakan buku tentang pengembangan diri dan novel, sisanya buku tentang biografi, manajemen, anak-anak, dan lainnya.


Karena saking banyaknya, jumlah buku di rumahnya telah mengalahkan jumlah koleksinya untuk jenis benda yang lain. “Ya, bisa dibilang, koleksi buku saya itu pasti jauh lebih banyak dibandingkan koleksi pakaian dan fashion saya,” ungkapnya sambil tertawa.


Hobi Lain dan Karier
Sementara itu, Anita juga suka musik pop atau slow rock Barat, terutama dengan irama yang ceria. Dia paling suka mendengarkan musik tersebut, terutama ketika di perjalanan berangkat kerja dari rumahnya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ke kantornya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Jenis musik tersebut dinilainya memberikan semangat dan energi untuk memulai bekerja.


Pada akhir pekan, tak jarang, dia sendiri atau bersama anaknya, masih sempat menyempatkan untuk menonton film jenis komedi, fiksi ilmiah, atau action. “Saya nonton kalau filmnya sedang bagus dan untuk jenis film-film itu saja,” ungkapnya.


Kegiatan traveling juga suka dijalani bersama dua anaknya. Putra laki-laki sulungnya kini yang telah berusia 27 tahun dan bekerja sebagai fotografer, sedangkan anak bungsu perempuannya berumur 21 tahun masih kuliah di Universitas Indonesia. Anita biasanya menjalani tiga kali traveling bersama dua anaknya dalam setahun, yakni dua kali di dalam negeri dan biasanya satu kali ke luar negeri.


“Kalau di dalam negeri, terkadang, saya bersama anak melakukan traveling tanpa rencana dan spontan. Saya pernah ke Semarang naik pesawat dan berkeliling tanpa perencanaan hingga sampai ke Dieng di Wonosoba, dan balik lagi ke Semarang. Ternyata, traveling kadang tidak perlu direncanakan, dan itu tetap menyenangkan dan penuh kejutan,” katanya.


Anita mengaku telah bekerja di HDI atau juga dikenal sebagai High Desert Indonesia sejak 12 tahun lalu, setelah sebelumnya pernah bekerja di PT Pacific Indomas, PT Pacific Inter-link Sdn Bhd, NTN Bearing Singapore Pte Ltd, dan Indonesia Liaison Office. Posisinya yang diraih sekarang dimulainya dengan bekerja menjadi asisten pribadi (personal executive assistant) dari pemilik dan pendiri HDI, yakni Peter Chia.


Dia merasa betah di tempatnya bekerja sekarang karena manajemen dan pemilik perusahaan lebih memanusiakan dan menghargai karyawannya. “Saya betah bekerja di HDI karena kultur perusahaan sangat memanusiakan karyawannya. Itu sesuai dengan motonya live, learn, love,” tuturnya.


HDI merupakan perusahaan produsen perlebahan, dengan produk turunannya telah mencapai 45 jenis dan memiliki 135 center independent (outlet). Produk perseroan telah dijual di seluruh wilayah Indonesia oleh 106.000 enterpriser (agen penjual dan pemakai). Produknya memiliki dua kegunaan utama, yakni makanan kesehatan dan untuk perawatan tubuh.


Sumber: beritasatu.com

Comments