PONTIANAK- Badan Perpustakaan Kearsipan dan Dokumentasi (BPKD) Kalimantan Barat menargetkan sebanyak 65 persen anak di provinsi ini gemar membaca pada 2025. Itu pun jika gerakan gemar membaca dilakukan dengan gencar dari sekarang.Hal itu diungkapkan Kepala BPKD Kalbar Marsianus. Dia mengatakan bahwa ada 31 persen anak dari usia 0 sampai 14 tahun yang dapat menjadi sasaran gerakan Kalbar Membaca. Diharapkan, generasi anak-anak usia 0-14 tahun di tahun 2014 akan tumbuh menjadi generasi cinta buku dan gemar membaca pada akhir 2025. “Pada 2025 mereka akan menjadi seperti itu, gila baca. Artinya harus banyak gila baca, baca buku, dan bukan gila di jalan, serta bisa mengurangi angka kenakalan anak-anak dan remaja,” ujarnya, Kamis (8/5).
Untuk menyukseskan program ini Marsianus berencana mengajak PKK. Meskipun begitu, BPKD Kalbar tidak memasang target 100 persen dalam capaian berantas buta aksara maupun gemar membaca. “Kita tidak perlu memaksa 100 persen. Mari kita garap yang usia 0-14 tahun saja. Saya yakin, anak-anak umur tersebut yang ada sekarang, di tahun 2025 akan menajdi sarjana dan mereka jadi gila baca,” tuturnya.
Dua hari lalu, BPKD Kalbar menggelar rapat koordinasi yang dihadiri oleh seluruh kepala unit pelayanan perpustakaan dari kabupaten/kota se-Kalbar. Rakor tersebut membahas tentang usulan sarana dan prasarana depo arsip dan gedung perpustakaan di kabupaten/kota se-Kalbar, serta gerakan Kalbar Membaca. Kepala badan perpustakaan dan kearsipan yang hadir di antaranya dari Kubu Raya, Sekadau, Mempawah, Singkawang, Bengkayang, Sanggau, Kapuas Hulu, Kayong Utara, dan Ketapang, sedangkan Kabupaten Sambas, Landak, dan Kota Pontianak tidak datang.
Marsianus mengatakan bahwa pertemuan rapat dua hari lalu itu dapat terus dilaksanakan agar dapat menjalin silaturahim antar badan perpustakaan dan arsip. Dia menambahkan, tugas perpustakaan dan kearsipan merupakan hal penting bagi republik Indonesia. Namun demikian, kondisi gedung perpustakaan dan depo arsip di beberapa kabupaten masih memprihatinkan. Oleh sebab itu, rapat koordinasi ini diharapkan dapat mendorong pembangunan gedung perpustakaan dan depo arsip yang lebih layak. “Membangun perpustakaan hasilnya dapat dilihat sepuluh tahun yang akan datang dan menjaga arsip akan menyelamatkan republik ini,” katanya.
Sumber: pontianakpost.com
Comments
Post a Comment