YOGYA - Arsip-arsip terkait bencana gempa Yogyakarta tahun 2006 mulai dikumpulkan kembali oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY. Hal itu dilakukan karena dokumen penanganan bencana yang meluluhlantakkan 200 ribu rumah warga itu masih tercerai berai.
"Dokumentasi gempa masih tersebar di sejumlah tempat, kalau dikalkulasi bisa mencapai 15 lemari," tutur Kepala BPAD DIY Budi Wibowo dijumpai di sela rapat koordinasi penyelamatan arsip-arsip kebencanaan di Hotel Ros In, Senin (26/5).
Nantinya, arsip yang telah terkumpul akan diolah menjadi satu buku besar soal Gempa 2006. Isianya memuat rincian data dampak gempa meliputi korban dan kerusakan serta upaya pemerintah dan warga dalam penanganan bencana itu.
"Arsip (gempa 2006) itu arsip vital. Peristiwa bersejarah. Nantinya akan dirangkai agar ceritanya utuh," ucap Budi.
World Bank bahkan pernah menyebut rehabilitasi pascagempa Yogyakarta 2006 termasuk yang tercepat di dunia. "Yogya hanya butuh 18 bulan untuk merekonstruksi kembali 200 ribu pemukiman yang rusak akibat gempa 2006," ucap fasilitator World Bank George Soraya beberapa waktu silam.
Karenanya, BPAD DIY menargetkan langkah penyelematan arsip gempa ini selesai tahun 2014. Sehingga, pada tahun berikutnya, buku besar kebencanaan ini bisa dipublikasikan ke masyarakat melalui Perpustakaan Daerah yang rencananya dibuka tahun 2015.
"Penyelamatan arsip bencana ini adalah yang pertama kali dilakukan. Harapannya besok bisa dilengkapi dengan audio visual juga," papar mantan Sekda Kulonprogo ini.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho turut mengapreasi langkah BPAD DIY.
"Yang dilakukan Pemda ini lebih cepat daripada di level nasional," tutur Sutopo.
Sementara BPAD DIY sudah memulai pengumpulan arsip, BNPB baru memulai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Arsip Nasional Republik Indonesia untuk membuat komitmen serupa. Mereka juga berniat membuat dokumentasi arsip penanggulangan bencana di Indonesia.
Karenanya, BNPB turut hadir dalam pertemuan itu. Rencananya mereka juga akan mengundang BPAD DIY untuk memaparkan perkembangan programnya ini. Harapannya, langkah sigap DIY ini bisa ditularkan ke daerah-daerah lain di Indonesia.
Sumber: tribunnews.com
Comments
Post a Comment