Budaya baca rendah, guru ajari puisi tapi tak bisa baca puisi

Komunitas Seniman dan Budayawan Jakarta Utara (KSBJU) mengatakan guru Bahasa Indonesia dan dosen Sastra Indonesia jarang membaca buku sastra. Hal itu, berpengaruh terhadap kualitas pemahaman sastra Indonesia pada generasi muda.


"Guru-guru dan dosen, mereka kurang membaca maunya nonton. Zaman juga mempengaruhi, kalau dulu kita baca, karena jarang ada tontonan," kata Siti Artati, ketua umum KSBJU di Jakarta Islamic Center, Jumat (2/5).


Menurut dia, pembelajaran sastra Indonesia tidak kreatif. Metode pembelajaran banyak teori jarang dipraktikkan.


"Guru zaman dulu benar-benar nerangin, puisi gurindam, pantun dimana perbedaannya. Sekarang enggak detail, guru ajari puisi tapi enggak bisa baca puisi," ungkap dia.


Selain itu, dia menambahkan, pengaruh kemajuan teknologi juga berpengaruh terhadap rendahnya budaya baca. Anak menjadi malas membaca karena dimanjakan kemajuan teknologi informasi.


"Anak sekarang budayanya instan. Lingkungan rumah juga mempengaruhi, ada rak buku tapi dikunci, anak enggak mau baca," ujarnya.


Sumber: merdeka.com

Comments