Surabaya, Jatim--World Book Day atau Hari Buku Dunia yang ditetapkan UNESCO dan diperingati setiap tanggal 23 April, merupakan hari yang cukup istimewa di seluruh dunia, dan berbagai negara mempunyai acara masing-masing dalam rangka mengangkat eksistensi buku sebagai karya intelektual sebuah bangsa yang selalu dijadikan media dalam meneropong dunia. Di Indonesia, dalam rangka memperingati Hari Buku Dunia itu Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI) dengan dukungan Perpustakaan Nasional dan Pemerintah Kota Surabaya menyelenggarakan Pagelaran Tarian Buku dengan jumlah penari terbanyak, yaitu 1.022 peserta.
Sebelumnya pagelaran tari buku yang memecahkan rekor tersebut, masyarakat kota Surabaya menyaksikan Piala Europe Business Assembly (EBA) di Taman Surya, Balai Kota Surabaya yang diarak keliling kota, Minggu (20/4), 1.022 siswa dari 19 sekolah dasar (SD) se-Kecamatan Gubeng, Surabaya juga mencatatkan prestasinya di Museum Rekor Indonesia (MURI). Ribuan pelajar itu, menarikan Tari Buku di hadapan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Piala EBA yang dibawa Risma merupakan penghargaan internasional kepada Kota Surabaya sebagai kota masa depan, atau innovative city of the future yang didapat di acara Socrates Award Ceremony di London, Inggris pada 17 April lalu. Walikota Risma yang memegang Piala EBA itu, disambut dengan tari Reog Ponorogo di Taman Surya. Kemudian dilanjutkan Tari Buku yang dilakukan 1.022 siswa SD tersebut.
Hadir menyaksikan pada kesempatan tersebut Kepala Perpusnas Sri Sularsih, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Ketua DPRD Kota Surabaya M. Machmud, Direktur YPPI Trini Haryanti, dan manajer MURI Sri Widayati. Walikota Risma menekankan pentingnya meningkatkan kegemaran membaca pada anak. Dan peran perpustakaan tidak dapat dikesampingkan dalam menciptakan generasi yang cerdas. Perpustakaan merupakan akses menuju pintu gerbang kesuksesan bagi seluruh lapisan masyarakat. "Semua orang berhak sukses, dan sukses hanya bisa diraih dengan kecerdasan," ujarnya dengan semangat.
Di depan ribuan pelajar, Walikota terbaik versi Citymayors.com ini juga menekankan pentingnya proses belajar dalam mencapai kesuksesan. Pada kesempatan yang sama, Walikota Tri menyampaikan kebanggaannya karena Kota Surabaya baru saja mendapatkan Socrates Award 2014 untuk kategori kota masa depan (City of the Future).
Dihadapan anak-anak tersebut, Risma menjelaskan bahwa buku adalah jendela dunia. Dengan banyak membaca buku, kalian akan mengetahui isi dunia. Tuhan, kata Risma, memberi sesuatu pada kita secara adil. Kalian juga berhak menjadi anak-anak sukses. "Kesuksesan itu bukan hanya milik anak-anak orang kaya, anak-anak miskin juga berhak. Tuhan memberikan secara adil. Makanya kalian harus banyak membaca. Mulai hari ini, ibu tidak mau dengar kalian suka nyontek saat ujian di kelas," kata Risma memberi semangat yang kemudian disambut teriakan dan tepuk tangan anak-anak.
Tak hanya sekadar omong. Ajakan Risma agar anak-anak di Surabaya berprestasipun direalisasikannya dengan banyak mendirikan perpustakaan sebagai penunjang sarana belajar dan membaca anak-anak sekolah. "Kalau ngomong perpustakaan, Surabaya ini ada ribuan, bahkan kota paling banyak perpustakaannya di dunia," katanya. Sementara itu, manajer MURI Sri Widiyati, mengatakan bahwa 1022 pelajar SD di Kota Surabaya itu, telah mencatatkan prestasi yang ke 6437 di rekor MURI. "Kegiatan kali ini cukup strategis, karena mendorong kesenangan masyarakat dalam membaca buku, di tengah gencarnya budaya membaca buku melalui internet," kata Sri Widayati di sela acara.
Menurutnya Tari Buku yang dipertontonkan 1022 pelajar SD di Kota Pahlawan ini, merupakan yang kali pertama di dunia, dan MURI layak menyematkan penghargaan tersebut. Bahkan, kata Sri, penghargaan MURI untuk Kota Surabaya kali ini, adalah yang kesekian kalinya. "Penghargaan kali ini (rekor Tari Buku dengan ribuan penari) adalah yang kesekian kalinya diberikan MURI untuk Kota Surabaya. Sebelumnya juga sudah pernah, termasuk rekor menutup 13 SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) menjadi taman kota oleh Wali Kota Risma," tandasnya.
Tarian buku ini sendiri merupakan kreasi dari seniman tari kenamaan Tri Broto Wibisono. Seniman asli Kota Pahlawan yang sebelumnya dikenal melalui karya-karya kolosalnya. Tarian Buku dibawakan oleh para siswi SD se-Kecamatan Gubeng. Gerakan Tarian Buku menggunakan buku sebagai medianya. Filosofi dari tarian tersebut, yaitu untuk mendekatkan buku kepada anak-anak.
Di akhir kesempatan, Kepala Perpusnas yang didampingi Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Welmin Sunyi Ariningsih mewakili The Asia Foundation memberikan bantuan hibah buku sebanyak 2000 eksemplar kepada Pemkot Surabaya. Bantuan buku ini diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan buku bagi masyarakat Kota Surabaya.
Sumber: pnri.go.id
Comments
Post a Comment