Melihat-lihat Perkembangan Perpustakaan Balikpapan: Setahun Dikunjungi 66 Ribu Orang, Jadi Tempat Kumpul Komunitas
23 April kemarin bertepatan dengan Hari Buku Sedunia. Pada Hari Buku, sedikit demi sedikit, minat membaca buku di Kota Minyak kian hari kian meningkat. Bayangkan saja, di Perpustakaan Balikpapan jumlah kunjungan bisa mencapai 5.500 orang setiap bulannya.
GEDUNG lima lantai ini tak pernah sepi dikunjungi warga Balikpapan setiap harinya. Terutama pada akhir pekan, pengunjungnya bakal bertambah dua kali lipat ketimbang hari biasa. Pengunjung umumnya didominasi kalangan pelajar dan mahasiswa. Maklum Kantor Arsip dan Perpustakaan Balikpapan ini terletak di Jalan Kapten Pierre Tendean (Gunung Pasir) yang merupakan kawasan pelajar dan mahasiswa.
Berdasarkan data kunjungan per tahun, pada 2012 ada 44.484 orang yang berkunjung. Lima puluh persen lebih adalah pelajar dan mahasiswa dengan jumlah 29.557 orang. Sisanya pegawai dan umum, masing-masing orang 1.108 dan 13.819 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan dua kali lipat pada 2013. Tercatat data kunjungan tahunnya mencapai 66.794 orang dengan jumlah terbanyak masih pelajar dan mahasiswa sebanyak 48.692 orang, kalangan pegawai sebanyak 3.764 orang, dan kalangan umum sebanyak 14.248 orang.
“Peningkatan ini karena kesadaran membaca buku sudah mulai meningkat,” kata Kepala Seksi (Kasi) Perpustakaan Rumiati, kemarin.
Menurutnya, ada sekitar 80 ribu buku yang ditawarkan di Kantor Arsip dan Perpustakaan ini. Namun baru 42 ribu yang terautomasi atau dapat ditemukan melalui sistem komputer. Jumlah buku itu, merupakan hasil pendataan tahun lalu. “Tahun 2014, kami targetkan dapat melakukan automasi sebanyak 75 ribu buku,” harapnya.
Koleksinya pun beragam. Mulai dari karya umum, filsafat, agama, ilmu sosial, bahasa, ilmu murni, teknologi, hingga sejarah. Namun pada 2014 ini, Kantor Arsip dan Perpustakaan belum melakukan pengadaan untuk buku bacaan baru.
“Kemungkinan tahun 2015. Soalnya enggak ada tempatnya, kami sedang menunggu gedung baru di sebelah kantor ini selesai dibangun,” ungkap Rumiati.
Di perpustakaan itu, warga Balikpapan dapat meminjam buku secara gratis. Setiap orang maksimal meminjam 3 buku. Batas waktu pengembaliannya pun dibatasi, maksimal 10 hari. Di sinilah, yang membuat pegawai perpustakaan dilema. Karena belum ada peraturan wali kota khusus yang mengatur mengenai sanksi jika buku tidak dikembalikan.
“Makanya, kami coba lakukan upaya persuasif, menghubungi peminjam jika lewat jangka waktu 10 hari. Kami berikan denda keterlambatan saja. Karena sebelum pinjam, kami minta mengisi kolom nomor yang bisa dihubungi. Namun masih ada saja, warga yang tidak mengembalikan buku yang dipinjamnya itu,” ucap perempuan berkerudung ini.
Selain itu, keterbatasan SDM juga menjadi momok dalam pengembangan perpustakaan ini. Di mana hanya ada 18 orang pegawai perpustakaan, yang terbagi atas 8 PNS dan 10 tenaga bantu (naban). Sementara tugas pendataan dan pembinaan harus dilakukan dengan SDM yang terbatas itu. Bahkan pustakawan hanya ada dua orang. Oleh karenanya, pihaknya akan menambah seorang pustakawan lagi yang diambil dari staf IT.
“Makanya kalau pembinaan kami fokuskan pada pagi hari. Soalnya lewat jam 12 siang, perpustakaan ini ramai dengan anak sekolah dan pegawai yang istirahat makan siang,” terang Rumiati.
Perpustakaan buka pada Senin-Kamis pada pukul 08.00-21.00 Wita, Jumat pada 08.00-16.00 Wita. Sedangkan, Sabtu-Minggu mulai pukul 10.00-17.00 Wita. Selain pengunjung biasa, pada akhir pekan perpustakaan kerap dijadikan lokasi tempat kumpul beragam komunitas. Hal ini juga yang menjadi daya pikat agar masyarakat berkunjung maupun beraktivitas di perpustakaan.
Sumber: kaltimpost.co.id
Comments
Post a Comment