JAKARTA (Pos Kota) – Pemerintah harus mendorong minat baca masyarakat, salah satunya dengan memberikan alokasi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mensubsidi harga buku yang memang dirasakan mahal.
Itu disampaikan Prof. Dr. KH Didin Hafidhuddin, M.Sc, Ketua Umum BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional), di Jakarta, Sabtu(1/3) malam, usai menerima penghargaan sebagai tokoh buku nasional 2014 di acara Pameran Buku Islam. Pameran itu dibuka Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Didin menilai sekarang minat membaca buku kurang karena mahalnya harga-harga buku. Ini sangat mengkhawatirkan karena kemajuan suatu bangsa bergantung kepada tingginya minta baca masyarakat. “Minat membaca masyarakat kita di bawah dengan negara tetangga kita” terang Didin.
Didin merujuk hasil survei Tahun 2012, bahwa satu buku dibaca oleh 80.000 orang. “Jadi sangat kecil sekali minat membaca masyarakat Indonesia,” tutur Didin.
Ia mengatakan pemerintah juga harus mengubah regulasi, khususnya terkait kepabeanan. Sebab sekarang ini susah sekali buku dari luar negeri masuk ke Indonesia karena tinggi pajak bea masuknya.
“Selain itu, perlunya insentif bagi penulis buku-buku di Indonesia, termasuk bagi mereka yang bergerak di bidang perbukuan. Misalnya, mereka yang menggelar Pameran Buku Islam ini mendapat insentif dari pemerintah, dan mereka tidak direpotkan untuk mencari sponsor sendiri untuk menggelar pameran buku,” tutur Didin.
Menurut Didin, di sekolah-sekolah dan sampai perguruan tinggi juga terjadi penurunan minat membaca, karena memang yang dibacanya buku-buku itu saja. Padahal baik guru di sekolah dan para dosen harus mendapatkan buku-buku yang aktual.
“Sebab itu, saya berharap kepada pemerintah untuk mendorong minat masyarakat membaca buku dengan harga buku yang murah,” papar Didin.
Kepada masyarakat, Didin menghimbau setelah kebutuhan sandang, pangan dan papan maka kebutuhan keempat adalah buku, bukan rokok, atau yang lainnya. (Johara)
Sumber: poskotanews.com
Comments
Post a Comment