Perpustakaan Perlu Sediakan Fasilitas Penyandang Disabilitas

Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kaltim Ahmad Abdullah mengharapkan perpustakaan umum yang ada di daerah ini perlu menyediakan fasilitas bagi penyandang disabilitas, terutama bagi warga tuna netra yang membutuhkan buku cetak huruf braille.


"Untuk mereka yang berkebutuhan khusus perlu dipikirkan. Untuk itu diperlukan sinergitas antara eksekutif dan legislatif agar fungsi perpustakaan dapat merangkul semua lapisan masyarakat," ujarnya di Samarinda, Sabtu.


Ia mengatakan, fungsi perpustakaan di antaranya adalah mengajak masyarakat untuk meningkatkan minat baca, jadi apabila ada penyandang disabilitas yang ingin datang ke perpustakaan untuk membaca tetapi buku berhuruf braille tidak ada, maka sama saja ajakan itu tidak berhasil.


Untuk itu, katanya, selain badan perpustakaan terus menambah dan melengkapi koleksi buku, perlu juga memikirkan nasib mereka yang penyandang tuna netra agar upaya meningkatkan sumber daya manusia yang diperjuangkan Pemprov Kaltim bisa menyentuh semua kapisan masyarakat.


Menurut dia, Indonesia merupakan salah satu negara yang meratifikasi penerapan Konvensi PBB mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas atau United Nation Convention on the Rights of Persons with Disabilities (UNCRPD).


"Sebagai negara yang telah meratifikasi UNCRPD dalam konvensi PBB tentang hak penyandang disabilitas, maka kita harus menuju ke arah sebagaimana dimandatkan oleh konvensi tersebut, termasuk Provinsi Kaltim yang merupakan bagian dari NKRI," ujarnya.


Dalam pasal 9 UNCRPD memandatkan tentang aksesibilitas bidang informasi. Pasal 9 tesebut berbunyi, agar penyandang disabilitas mampu hidup secara mandiri dan berpartisipasi secara penuh dalam semua aspek kehidupan.


Terkait dengan itu, katanya, maka pihak yang bertanggung jawab wajib mengambil langkah tepat untuk memastikan akses bagi penyandang disabilitas, atas dasar kesamaan dengan warga lainnya, terhadap lingkungan fisik, transportasi, informasi, dan komunikasi, termasuk sistem serta teknologi informasi dan komunikas.


Begitu pula terhadap akses fasilitas dan jasa pelayanan lain yang terbuka atau tersedia untuk publik, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan.


"Di Victoria State Library, terdapat satu sudut ruangan beranama Disability Corner. Dalam ruangan itu terdapat beberapa alat bantu teknologi yang diperlukan penyandang disabilitas khususnya tuna netra, yakni alat untuk mengakses buku-buku di perpustakaan," katanya.


Menurut dia, di antara alat bantu teknologi tersebut adalah CCTV, komputer yang dilengkapi dengan software pembaca layar, scanner, alat pemutar buku audio digital, lensa magnifyer, dan sebagainya.


Di Kaltim, hal itu bisa dilakukan sehingga warga yang tuna netra juga mendapat pelayanan. Langkah ini ke depan perlu dilakukan guna menghilangkan kesan diskriminasi.


Sumber: http://skalanews.com

Comments