Pelantikan Berubah jadi Duka : Yopi Fetrian, Dosen Unand yang Tewas Ditabrak Angkot

Duapuluh tiga jam lagi, lelaki itu akan memulai karir barunya sebagai Direktur American Corner di Perpustakaan Universitas Andalas. Dia yang dikenal dengan sebutan ‘malaikat mahasiswa’ tak pernah menduga sebentar lagi akan bertemu malaikat maut.


 Almarhum Yopi Fetrian SIP MSi MPP, sang magister yang baik hati itu menemui ajalnya dalam peristiwa kecelakan yang terjadi pada Rabu (5/3) kelam, di Jalan Bypass Km 9 Balaibaru, Kecamatan Kuranji.


 Kecelakaan antara sepeda motor yang dikendarainya de­ng­an angkutan kota. Air mata per­pisahan jatuh dalam peng­hor­matan terakhir yang turut dihadiri Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert  O  Blake, Rektor Universitas Andalas Padang Dr Werry Darta Taifur, keluarga besar almarhum, kolega, sahabat, serta ratusan mahasiswanya.


 Almarhum semasa hidupnya dikenal sebagai aktivis, kreatif, penyayang, pengasih pada ma­ha­siswa.


 Sebelumnya, jasad al­mar­hum telah dikafani di rumah duka di Perumahan Talago Indah, Gu­nua­ngsariak, Kuranji. Dengan ambulan almarhum tiba sekitar pukul 09.30. Suasana mendung menyambut kedatangan jenazah almarhum.


 Selanjutnya dalam keranda hijau berlafaz innalillahi wainna ilaihi rajiun, beliau dise­ma­yam­kan di atas meja di antara dua bendera (bendera Indonesia dan Unand, red) di tengah, dikelilingi pelayat yang memberikan pe­ng­hormatan terakhir.


 Dalam doa, keluarga diting­gal­kan duduk di depan jasad al­marhum. Mereka adalah istri al­marhum, Eka Pitaloka yang se­bulan lagi akan melahirkan. Ia tak banyak bicara. Air matanya terus berlinang.


 Kedua tangannya bergantian memegang perut seperti men­yabarkan jabang bayinya yang seakan turut menangis. Eka be­rusaha tampil tabah, meski tam­pak tak mampu men­yem­bun­yi­kan kesedihan. Wajahnya sabak seperti bertarung melawan ta­ngis. Selain ia dan jabang bayinya, almarhum juga meninggalkan putri sulung bernama Fatihia Ir­fani Prameswari.


 Mizwanurdin, paman al­marhum saat memberikan sam­butan menyampaikan per­mo­ho­nan maaf untuk sang ponakan.


 “Saya mohon almarhum di­ma­afkan jika ada kesalahan baik disengaja atau tidak pada teman sejawat, sahabat, rekan kerja, dan mahasiswa almarhum. Saya juga minta almarhum diiringi doa, hingga beliau diterima di sisi-Nya,” ucap Mizwanurdin.


 Dr Werry Darta Taifur me­nga­takan kepergian almarhum mem­buat semua civitas akademika Unand berduka. Apalagi al­mar­hum meninggal dalam men­ja­lankan tugas. “Tuhan berkata lain, dalam tugas, beliau pergi. Almarhum sangat berkontribusi di Unand, beliau aktivis yang kre­a­tif. Di tangannya pustaka Unand jauh lebih baik. Takdir tak dapat diubah, namun American Corner harus tetap lanjut seperti apa yang turut dirancang almarhum. Mari kita lepas almarhum dengan ik­hlas,” ungkap Werry.


Rani, salah seorang pelayat yang hadir menyebutkan, al­mar­hum merupakan malaikat ma­ha­sis­wa yang pergi dalam berjihad. Dia pahlawan perpustakaan kam­pus,” ucap Rani.


 Setelah se­re­mo­ni, almarhum dishalatkan di Mas­jid Nurul Ilmi yang masih di Kom­pleks Kampus Unand sebelum dikebumikan.


Sumber: padangekspres.co.id

Comments