Convening BSLA 2014

Jakarta—Sebanyak 35 utusan (delegasi) dari asosiasi/organisasi perpustakaan Asia-Oceania mengikuti Convening Building Strong Library Association (BSLA) yang diselenggarakan oleh International of Federation Library Association and Institutions (IFLA) di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, (4-7/3).

Ke-35 peserta tersebut berasal dari negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Filipina, Cambodia, Laos, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Federation States of Micronesia (FSM), Palau, Australia, dan Belanda.


Hari pertama penyelenggaraan BSLA, dibahas tentang tujuan dari program BSLA, pertukaran nilai/etika pustakawan dan asosiasi perpustakaan, peran dari asosiasi perpustakaan, dan cara kerja (manajemen) dari asosiasi perpustakaan.


Di hari yang sama, juga dibentuk kelompok kecil (small group leaders) yang terdiri dari Michael Robinson, Pracharck Wattananuisit, Gillian Hannam, Rashidah Begum ft Mohamed, Christel Mahnke, Janice Ow, Elizabeth Peralejo, Premila Gamage, dan Ian Yap.


Lewat sesi ini, para peserta diharapkan bisa mengidentifikasi isu-isu yang menjadi prioritas untuk pengajuan/pembuatan proposal.


Hari kedua sidang BSLA, pserta diajak merumuskan konsep dan langkah-langkah perencanaan yang strategis, lalu bagaimana strategi untuk mendapatkan dukungan dari dalam asosiasi perpustakaan (internal) dan dari luar asosiasi untuk proposal yang dibuat. Di kesempatan session leader, Michael Robinson kebagian menjadi trainer.


Di hari ketiga, para peserta BSLA oleh IFLA diberikan materi pelatihan yang dapat berguna untuk proposalnya. Di sini aktivitas dilakukan dengan membentuk grup dan workshop. Di waktu session leader, Fiona Bradley ditunjuk menjadi trainer. Sementara Rashidah Begum dan Premila Gamage diminta menjadi leader diskusi.


Di hari terakhir penyelenggaraan BSLA, para peserta diajak untuk berdiskusi mengenai strategi untuk menentukan keberhasilan dari proyek yang direncanakan, termasuk bagaimana cara pengembangan rencana aksi (penerapan) dari proposal yang disusun serta strategi untuk mencapai tujuan regional.



BSLA merupakan bagian dari program IFLA yang menyasar pada pengembangan serta peningkatan perpustakaan yang berkelanjutan dalam bentuk paket pembelajaran dan kegiatan yang dapat disesuaikan dengan budaya, politik, teknologi, dan sosial. Sebanyak 35 orang peserta BSLA akan dimotivasi untuk berpikir secara strategis tentang kebutuhan perpustakaan, baik regional maupun nasional.


Permasalahan yang dihadapi perpustakaan di tiap negara berbeda satu sama lain. Nah, lewat forum tersebut, IFLA mencoba mengidentifikasi setiap persoalan dan hal apa saja yang dibutuhkan para peserta sebagai dasar pelaksanaan bagi pengembangan perpustakaan ke depan.


“Program ini membantu asosiasi perpustakaan dan anggota IFLA untuk meningkatkan layanan pengguna perpustakaan, menyediakan akses adil terhadap informasi dan mengembangkan perpustakaan dan profesi pustakawan.


Sumber: pnri.go.id

Comments