Jakarta. Sikap tegas, adil, sederhana serta tidak pandang bulu yang dimiliki oleh seorang Artidjo Alkostar, Hakim Mahkamah Agung dinilai Busyro Muqodas, bukan datang dari sekedar sering membaca buku hukum. Sikap itu datang karena Artidjo telah menanam sikap mulia itu dalam dirinya sejak dulu.
"Apa yg dilakukan Pak Artidjo bukan buah karena suka baca buku hukum, bukan itu. Sikap itu merupakan buah karya tradisi untuk bersikap adil, sederhana, spriritual, egaliter," ujar Busyro dalam diskusi fenomena Artidjo Alkostar 'Harapan Penegak Hukum' di Hotel Bidakara, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (4/3).
Diceritakan Busyro, sejak masih mahasiswa sikap sederhana, adil, tegas, serta tidak pandang bulu sudah dilakukannya. Terlebih, ia tidak segan-segan melaporkan Busyro yang adalah sahabatnya sendiri ketika ada masalah sewaktu masih di Komisi Yudisial.
Itulah yang kemudian membuat sikap itu terus tertanam hingga akhirnya ia menjadi Hakim Agung Mahkamah Konstitusi dan memutus beberapa perkara berat.
"Sikapnya selalu terjaga. Independensinya, pergaulannya selektif. Sehngga tidak heran putusannya, tentang Anggie, Policarpus, narkoba dan sebagainya merupakan menempatkan nilai kemanusian di atas transendental di atas KUHP" tandasnya.
Sehingga, Busyro menilai, Artidjo adalah sebuah obor bagi keadilan hukum di Indonesia dan patutu dicontoh. Ketika akhirnya waktu Artidjo telah habis di bumi, orang-orang Indonesia bisa mengikuti jejak sikapnya.
"Artijo adalah obor keadilan hukum profetik. Mudah-mudahan Pak Artidjo diperpanjang umurnya. Kalo wafat, ide-idenya pasti ada yang meneruskan," ujarnya.
Sumber: metrotvnews.com
Comments
Post a Comment