Minat baca masyarakat Ciamis, Jawa Barat, terbilang masih rendah. Padahal setiap tahun jumlah buku di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Ciamis terus ditambah. Tingkat kunjungan ke Perpusda pun tergolong bertambah, tapi sayangnya target belum tercapai.
Menurut Kasie pelayanan dan Pengolahan Data Perpusda Ciamis, Wiwin Kartiwi S.Sos, M.Si., Senin (10/2/2014), target jumlah wajib baca di Kabupaten sebanyak 300 orang perhari.
Saat ini, jumlah rata-rata pengunjung dalam sehari baru mencapai 150 orang.
Dengan kata lain, kata Wiwin, dibandingkan dengan jumlah targetan wajib baca, angka itu hanya baru bisa mencapai 50 persen.
Wiwin menduga, angka minat baca di Perpusda Ciamis tidak tercapai lantaran akses teknologi lebih mempermudah masyarakat untuk mencari informasi melalui gadget yang mereka miliki.
“Berkembangnya teknologi, banyak orang-orang mencari informasi melalui internet karena dianggap lebih cepat dan praktis,” ujarnya.
Menindaklanjuti hal itu, Perpusda Ciamis menjalin kerjasama dengan Himpaudi dan sejumlah sekolah. Kerjasama itu sebagai salah satu upaya meningkatkan minat baca masyarakat Ciamis.
Pada tahun 201, UNESCO mencatat indeks minat baca masyarakat Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya dari 1.000 orang, hanya ada satu orang yang punya minat membaca. Sedangkan UNDP merilis angka melek huruf orang dewasa Indonesia hanya 65,5 persen, sementara Malaysia sudah mencapai 86,4 persen.
Menurut dia, harus ada upaya bersama yang dilakukan untuk meningkatkan minat baca. Salah satunya harus dimunculkan dari lingkungan keluarga. “Kita juga sudah berupaya untuk memberikan bantuan perpustakaan di desa-desa dan mobil keliling. Maka kami minta semua ini didukung masyarakat,” katanya.
Ia mencontohkan salah satu perpustakaan di Indonesia yang berhasil meningkatkan minat baca warganya adalah Surabaya. Bahkan Perpustakaan Surabaya telah meraih juara I tingkat Nasional untuk kategori Perpus Umum.
Sumber: harapanrakyat.com
Comments
Post a Comment