JAKARTA - Ketika masih jadi anak baru gede (ABG), Zulva Ibdati enggak suka main ke sana ke mari. Dia memilih ke perpustakaan dan membenamkan dirinya di lautan pengetahuan dan ilmu.
Berbekal beasiswa Bidikmisi, Zulva melanjutkan studi ke Universitas Indonesia. Hobi main ke perpustakaan terus berlanjut. Zulva memang sangat haus akan pengetahuan.
"Dari SMP suka buku-buku. Kalau main ke perpustakaan suka lupa waktu," kata Zulva, seperti dilansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kamis (27/2/2014).
Kini, tidak hanya membaca, mahasiswi berjilbab ini mulai menuangkan hasil bacaannya ke dalam tulisan. Motivasi untuk menulis dia dapat dari kakak kelas di kampus. Dorongan untuk menulis kian kuat ketika melihat sang senior bisa bepergian ke luar negeri karena tulisannya.
Zulva ingin menjadi peneliti. Dia pun mulai belajar menulis karya ilmiah. Lagi-lagi, perpustakaan menjadi titik sentral dalam hidupnya. Dia mengambil perpustakaan Bank Indonesia sebagai tema penelitiannya. Pemilihan perpustakaan Bank Indonesia ini adalah karena ia memiliki layanan khusus anak-anak dan layanan pesan antar.
"Jadi petugas disana tidak duduk-duduk saja, tapi juga mengantarkan pesanan," imbuhnya.
Enggak mau hasil penelitiannya hanya bertumpuk di perpustakaan dan penuh debu, Zulva mencari cara untuk mempublikasikan karyanya. Januari 2013 lalu, Zulva mengirimkan penelitian yang baru rampung 90 persen ke sebuah kompetisi karya ilmiah tentang pengembangan perpustakaan di Filipina.
Tidak disangka, dia masuk sebagai nominasi dalam acara besutan Association of Special Libraries of Philippines (ASLP) itu. Tiga bulan kemudian, Zulva dan temannya berangkat ke Filipina untuk mempresentasikan karyanya di 3rd International Asian Library. Mereka berhasil meraih juara pertama.
"Berbekal hobi suka membaca dan menulis, saya ingin keliling dunia untuk meneliti," imbuh peraih IPK 3,51 tersebut. (rfa)
Sumber: okezone.com
Comments
Post a Comment