Keren, Tukang Ojeg di Pangkalan Ini Tunggu Penumpang Sambil Baca Buku

Bandung - Ada pemandangan tak biasa di pangkalan ojeg perempatan Jalan Cikutra-Jalan PHH Mustofa (Gang Sukasari). Sejumlah tukang ojeg terlihat asyik membaca buku saat menunggu penumpang.


ojeg



Di bangku tembok pangkalan tersebut berserakan berbagai judul dari aneka jenis buku. Sebuah lemari kayu terpasang di satu sisi tembok tersebut.


Sudah seminggu perpustakaan mini yang digagas Komunitas Kebukit (Kelola Buku Kita) ini beroperasi di pangkalan tersebut. Kehadiran perpustakaan itu pun menjadi hiburan baru bagi para tukang ojeg


"Kalau biasanya ngobrol, ngerokok, atau sms-an main handphone. Sekarang sih kalo nunggu ambil buku baca-baca," ujar Asep (38) salah seorang tukang ojeg saat ditemui Jumat (7/2/2014).


Asep yang telah menjadi tukang ojeg selama 5 tahun tersebut mengaku senang dengan adanya layanan perpustakaan di pangkalan ojeg tersebut. Ia berharap, kehadiran perpustakaan bisa menambah pengetahuan mereka.


"Ya, sedikit-sedikit tambah pengetahuan lah," tutur Asep yang tengah membaca buku berjudul 'Kiat Sukses dari Solat'.


Ia menyebutkan, ada sekitar 30an tukang ojeg yang biasa mangkal di pangkalan tersebut.
Senada dengan Asep, Ridwan (19) tukang ojeg lainnya menyambut positif perpustakaan di tempatnya mangkal tersebut.


"Ya, lumayan ada hiburan," katanya. Ia yang tak terlalu suka membaca pun berharap ada buku jenis komik.


Sekretaris Komonitas Kebukit, Mery Wulandari menuturkan, perpustakaan di pangkalan ojeg tersebut dinamai 'Ojeg Pintar' dengan jargon 'Membaca dimana saja dan untuk siapa saja'. Di Cikutra ini merupakan projek pertama Kebukit membuka perpustakaan di pangkalan ojeg.


Sebelumnya, Kebukit yang peduli dengan minat membaca ini berkegiatan dengan penyaluran buku dan membuat perpustakaan di berbagai daerah.


"Pembuatan perpustakaan itu juga sudah ke luar pulau-pulau terluar dan terpencil di Indonesia seperti Pulau Telo, Siberut, Nias, Sipora, Pulau Rote, Pulau Sumba, Pulau Sabu, Pulau Labuan Bajo, Alor dan Flores," sebutnya.


Komunitas Kebukit yang terbentuk sejak 2008 lalu ini bergerak untuk membangkitkan minat baca. Seperti yang diketahui, minat baca Indonesia saat ini masih rendah dibandingkan negara-negara lain.


"Kenapa kita coba di pangkalan ojeg, karena mereka kan sering ada waktu kosong saat menunggu penumpang. Kalau nunggu penumpang kan bisa sambil menambah pengetahuan," tutur Mery.
Bahkan ia berharap nantinya kesejahteraan hidup para tukang ojeg bisa meningkat dengan membaca berbagai buku tentang wirausaha, motivasi atau keagamaan.


Ada sekitar seratusan buku yang Kebukit berikan untuk perpustakaan di pangkalan ojeg tersebut. Buku-buku tersebut akan menjadi tanggungjawab pengelola di pangkalan tersebut.


"Nanti kita evaluasi terus, mulai dari responnya seperti apa, buku-buku apa yang sering dibaca. Berapa lama bacanya dan butuh buku apa," katanya.


Rencananya, jika perpustakaan di pangkalan ojeg ini mendapat respon yang baik, Kebukit akan kembali membuka di pangkalan ojeg lainnya yaitu di Kebon Kopi dan Antapani.


"Rencananya kita mau bikin perpustakaan untuk tukang becak dan perpustakaan di lapas," tutupnya.


Ingin ikut bantu Komunitas Kebukit, follow @kebukit_ , akun FB: kelola buku kita, www.kebukit.org atau silakan kirimkan wakaf buku/majalahmu ke Jl. Turangga Timur 67 Bandung.


Atau, wakaf jg dpt berupa uang dgn transfer via BRI 700601003139530 a.n LSM Kebukit


Sumber: detik.com

Comments