Biar Kawula Muda Rajin ke Perpus, Pustakawan Harus Ramah

JAKARTA - Perpustakaan bukanlah pilihan utama bagi kawula muda untuk menghabiskan waktu senggang. Generasi muda saat ini lebih memilih pusat perbelanjaan atau kafe karena alasan suasana dan fasilitas yang lebih menarik.


Lagipula, bukan rahasia jika banyak perpustakaan yang memiliki koleksi buku minim dan fasilitas yang tidak lengkap. Sehingga tidak mengherankan perpustakaan pun kerap ditinggalkan pengunjung yang memilih mencari data lewat internet.


Menyadari hal tersebut, Kepala Humas Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Agus Sutoyo mengungkap, faktor kelengkapan koleksi juga menjadi satu parameter untuk menarik pengunjung. Selain itu, SDM juga sangat berperan untuk bisa menjadikan perpusatakaan sebagai pusat akademik.


"Bagi sebagian pengunjung, keramahan SDM menjadi salah satu tolok ukur pelayanan perpustakaan. Pustakawan harus bisa memberikan solusi atau alternatif jika pengunjung kesulitan mencari buku yang diinginkan," imbuh Agus, seperti disitat dari siaran pers yang diterima Okezone, Rabu (26/2/2014).


Agus mencatat, masih banyak pengunjung ke perpustakaan yang mencari buku di rak-rak buku yang kemudian mereka asyik membacanya. Pihaknya mencatat, rata-rata 700 kunjungan per hari di seluruh perpustakaan yang ada saat ini, khusus di perpustakaan nasional mencapai 900 kunjungan per hari.


“Saat ini koleksi kami sudah mencapai 2,5 juta koleksi. Koleksi ini berasal dari abad 2, 6, 8 dan 12. Ini belum termasuk jumlah manuskrip yang mencapai 10.300 eksemplar. Semua koleksi ini telah menjadi primadona dunia,” ujarnya.


Tidak hanya itu, fasilitas penunjang lain seperti taman maupun kafe juga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Dengan demikian, mereka bisa mencicipi suasana berbeda selain membaca buku.


“Ini merupakan masukan dari masyarakat. Mereka menginginkan tidak sekedar membaca buku saja. Tapi mereka ingin bisa menikmati membaca di sebuah taman atau di kafe sambil berdiskusi atau sambil menikmati hidangan yang disajikan,” jelas Agus.


Kemudian, lanjutnya, manajemen perpustakaan yang baik juga menjadi satu kunci mendasar agar masyarakat tertarik menjadikan tempat tersebut untuk kegiatan akademik. Di luar faktor tersebut, perpustakaan juga perlu memperhatikan keamanan dan kenyamanan ruang baca.


Sesekali, kata Agus, pengunjung perpustakaan perlu diberi ruang baca dengan suasana berbeda agar tidak bosan. "Kami tidak hanya berbicara soal masyarakat yang mampu saja. Bagi masyarakat kurang mampu, perpustakaan ini menjadi obat yang mujarab," tutupnya.


Sumber: okezone.com

Comments