Yogyakarta - Setelah sukses merintis Malioboro Lesehan Buku, program yang menggabungkan konsep kaki lima dengan perpustakaan keliling, akhir 2013 lalu, Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta kembali merintis program baru awal tahun ini.
Program layanan baca itu dinamai Taman Masyarakat Sambung Rasa (Tamara). Konsepnya menggunakan lahan terbuka hijau untuk aktivitas pendukung supaya dapat mendorong minat baca masyarakat. Dengan target utama, teraksesnya buku-buku elektronik (e-book) yang sudah disediakan perpustakaan daerah.
Sebagai proyek percontohan, program ini memanfaatkan lahan kosong area perpusatkaan daerah. Lahan itu disulap menjadi taman hijau yang tersambung koneksi Internet kecepatan tinggi, mencapai 7 Mbps.
"Taman baca hijau ini sebagai embrio, agar ada lebih banyak titik lagi di kota yang bisa menjadi taman baca warga, khususnya mengakses e-book yang disediakan," kata Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko kepada Tempo usai peluncuran layanan itu, Jumat, 17 Januari 2014.
Layanan e-book Perpusatkaan Kota Yogya sendiri baru diluncurkan pertengahan tahun lalu. Saat ini sudah mencapai 200 judul buku yang dapat diunduh secara gratis.
"Dengan konsep taman baca ini, kami targetnya dapat mengimbangi penyediaan buku konvensional yang makan tempat, melainkan lewat sumber elektronik yang dapat dicetak sendiri dan diperbanyak sesuai minat pembaca," ujar Wahyu.
Wahyu menuturkan, program taman baca hijau ini juga menjadi pendorong makin beragamnya alternatif bagi warga kota untuk mengakses koleksi perpustakaan. "Harapannya, warga bisa secara cepat mengakses koleksi buku yang sudah dijadikan dalam format elektronik, tak terhalang macet atau cuaca lagi," katanya.
Meski demikian, saat ini untuk akses pada layanan e-book itu baru menggunakan fasilitas jaringan Wi-Fi dalam jangkauan terbatas. "Kami harap rintisan ini dapat mendorong munculnya taman-taman hijau di titik lain yang dilengkapi fasilitas jaringan yang mudah terkoneksi dengan perpustakaan," ujarnya.
Sebab, masih banyak lahan kosong di area perkotaan yang bisa dijadikan lahan baca baru. "Tak selalu berbentuk taman hijau, asalkan titik itu kerap dikunjungi warga, seperti nol kilometer yang potensial," kata Wahyu, yang berencana menggandeng Badan Lingkungan Hidup (BLH) memetakan kawasan baru proyek ini.
Kepala Bidang Pertamanan Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Indy Widya menuturkan, lahan untuk program taman baca hijau ini sulit jika mengambil spot di area pertamanan Yogya. "Yogya tak punya lahan atau taman yang bisa dijadikan seperti konsep itu, karena kebanyakan taman berada di median jalan," ujar Indy.
Sumber: tempo.co
Comments
Post a Comment