YOGYAKARTA, Pendidikan tak bisa dipisahkan dari perpustakaan. Pasalnya dari sanalah segela sumber ilmu berada. Sayangnya perpustakaan belum berkembang seperti di negara-negara lain karena sumber daya manusianya sangat terbatas.
Deputi Bidang Pemberdayaan Perpustakaan Nasional, Woro Salikin mengungkapkan jumlah pustakawan di Indonesia sekitar 3.000 orang dan dari jumlah tersebut hanya 100 yang tersertifikasi. Pihaknya akan terus mendorong para pustakawan supaya tersertifikasi meskipun ketika sudah meraihnya tidak ada korelasi dengan kenaikan gaji dan lainnya.
''Sertifikasi mulai tahun 2013 lalu sebagai upaya standarisasi kemampuan pustakawan di Indonesia. Kami akan terus melakukannya secara bertahap,'' ujar Woro ketika berbicara dalam acara Peer Learning Meeting, Impact dan Advokasi untuk Pengembangan Perpustakaan Berkelanjutan di Yogyakarta, kemarin.
Acara tersebut merupakan program kerja sama Coca Cola Foundation Indonesia (CCFI) dan Bill And Melinda Gates Foundation. Pesertanya 150 pustakawan dari 34 provinsi seluruh Indonesia dan beberapa orang yang berhasil mengubah hidupnya setelah bergaul dengan dunia perpustakaan.
Woro menjelaskan jumlah pustakawan yang 3.000 orang sangat kurang dibandingkan dengan jumlah perpustakaan yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Berdasarkan catatannya, jumlah perpustakaan ada 280.490 yang terdaftar di Perpustakaan Nasional. ''Jumlah itu terdiri atas 490 perpustakaan daerah dan 280.000 perpustakaan sekolah. Mungkin masih lebih banyak karena banyak pula yang tidak mendaftarkan atau terdaftar,'' tuturnya.
Kurangnya SDM perpustakaan juga menjadi perhatian perguruan tinggi. Sekarang ada 23 perguruan tinggi yang membuka jurusan perpustakaan. Pihaknya juga memberi bantuan secara bergilir untuk pengembangannya.
Ia menambahkan berdasarkan UU no 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan sebenarnya semua sekolah negeri maupun swasta wajib menyisihkan 5% dari anggarannya untuk perpustakaan. Namun Peraturan Pemerintahnya belum keluar dan kemungkinan pertengahan tahun ini baru jadi.
Ketua Pelaksana CCFI, Titie Sadarini menegaskan perusahannya konsisten melakukan peningkatan kualitas dan pemberdayaan perpustakaan sejak tahun 2000. Programnya bertambah dengan ''Perpuseru'' kerja sama dengan Bill dan Melinda Gates Foundation. Mereka memberikan pendampingan pemberdayaan perpustakaan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
sumber: suaramerdeka.com
Comments
Post a Comment