Perpusnas Terus Berupaya Budayakan Gemar Membaca

Jakarta - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Sri Sularsih mengatakan, upaya pembudayaan gemar membaca memang membutuhkan proses yang panjang. Hal itu menurutnya harus dilakukan sejak dari keluarga.


"Peran keluarga sangat penting untuk membiasakan putra-putrinya gemar membaca," kata Sri, di Jakarta, Kamis (23/1).


Melihat peran keluarga yang sangat strategis ini, Perpusnas menurut Sri, memiliki tugas memfasilitasi agar keluarga di Indonesia mau merintis budaya gemar membaca.


"Tugas Perpusnas adalah memfasilitasi dengan cara menyediakan perpustakaan di setiap daerah, sehingga keluarga yang tidak mampu membeli buku, bisa tetap mengajarkan putra-putrinya membaca dengan cara meminjam buku di perpustakaan," jelas dia.


Perpusnas sendiri, menurut Sri, juga telah memiliki program perpustakaan desa, bekerja sama dengan pemerintah provinsi. "Saat ini sudah ada 2.000-an desa yang memiliki perpustakaan, dan dari 500-an kabupaten/kota, sudah ada sekitar 470 kabupaten/kota yang memiliki perpustakaan," terangnya.


Ditambahkan Sri, di samping itu, ada juga program bantuan Mobil Perpustakaan Keliling (MPK) yang dihibahkan kepada perpustakaan provinsi dan kabupaten/kota. Hingga akhir tahun 2013, jumlah MPK yang sudah diberikan mencapai sebanyak 490 unit.


"Penyaluran mobil perpustakaan keliling ini juga diprioritaskan kepada wilayah-wilayah yang masih terbatas dalam mengakses bahan bacaan dan jauh dari pusat kota," terangnya.


Di samping keluarga, tambah Sri, peran satuan pendidikan juga sangat strategis dalam upaya memupuk kebiasaan gemar membaca. Menurutnya, sekolah wajib menyisihkan 5% dari anggaran operasionalnya untuk pengembangan perpustakaan.


"Salah satu kendala mengapa minat baca masyarakat kita belum bagus juga, karena satuan pendidikan kita tidak memiliki program yang mewajibkan untuk membaca. Padahal budaya membaca ini harus dibentuk melalui proses yang terkadang memang perlu ada sedikit 'paksaan'. Jadi, sekolah juga harus berperan dalam menumbuhkan minat baca melalui penugasan-penugasan," imbuhnya.


Dijelaskan Sri, dengan perkembangan dunia teknologi yang sangat pesat, Perpusnas sendiri sebagai perpustakaan rujukan juga telah berupaya secara bertahap mengalihmediakan koleksi yang dimiliki ke dalam bentuk digital. Dengan demikian, yang tidak bisa datang langsung ke perpustakaan, tetap bisa mengaksesnya via internet.


Saat ini, koleksi yang dimiliki Perpusnas mencapai lebih dari 3 juta, di mana yang sudah dialihmediakan ke dalam bentuk digital sekitar 73.000 judul. Koleksi yang telah digitalisasi ini berupa buku langka, foto, naskah nusantara, surat kabar, dan peta lama. Perpusnas juga telah mendigitalkan ratusan buku sastra terbitan Balai Pustaka yang telah dibeli hak ciptanya.


"Perpusnas juga punya e-books sebanyak 129.422 judul, sementara e-journal yang kita langgan ada 18 database yang terdiri dari ratusan ribu judul jurnal. Semua ini bisa diakses oleh anggota Perpusnas secara gratis," jelas Sri.


Sumber: beritasatu.com

Comments