Jakarta -Sukacita wajah Bimbim dan Kaka. Kedua personel grup musik Slank (Baca: Konser Slank Diwarnai Doa untuk Udin dan Imanez) ini mengaku bahgaia, bersukacita dengan peluncuran novel yang berjudul Slank 5 Hero dari Atlantis (peace, Virus, Padi, dan Sayur), yang ditulis Sukardi Rinakit, peneliti senior dari lembaga politik Soegeng Sarjadi Syndicate, pada Februari lalu di Jakarta.
“Seneng banget buku itu memang Slank banget. Selengean dari sisi cerita dan bahasa,” Bimbim, yang ditemui di markas mereka di Gang Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada akhir November lalu.
Bimbim menuturkan, novel tersebut mengulas preferensi politik masyarakat yang tumbuh di lingkungan perkebunan padi dan sayur. Sarat dengan konflik sosial dan politik di wilayah tersebut. Bagi personil Slank (Baca: Slank Dukung Penuntasan Kasus Udin), masalah politik bukan hal baru. Lagu-lagu merka banyak yang berisi tentang situasi sosial politik, bahkan ada beberapa lagu-lagu Slank yang lekat dengan masalah politik. Slank sempat membuat lagu berjudul Lapindo yang mengkritisisasi semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo.
Bahkan di tahun 2008, Slank sempat akan digugat DPR lantaran di masa itu aktif mendukung KPK dan sempat memberikan CD yang berisi lagu-lagu Slank sebagai bentuk dukungan dan menyuarakan gerakan dan kampanye pemberantasan korupsi di Indonesia.
Slank pernah mencipatkan lagu Gossip Jalanan salah satu lagu dari album PLUR pada tahun 2005). Lagu ini dianggap menyakiti lembaga tertentu. Hingga kasusnya sempat ramai menjadi pembicaraan dan banyak yang menyatakan dukungan untuk band ini.
“Pokoknya politik bukan hal baru. Dan saat terbesit ada rencana pembuatan novel politik dari ahlinya seperti Mas Sukardi, kami bersukacita berterima kasih dengan Mas Sukardi yang berkenan membuat cerita kami disajikan menjadi buku novel menarik,” ujar Bimbim.
Bimbim (Baca: Narkoba, Godaan Slank Saat Berada di Puncak Karir) menuturkan, sebelumnya, Slank enggak pernah kenal dengan Soegeng Sarjadi dan Sukardi Rinakit. Memang, sempat juga melihat sosok lembaga dan tokoh ini di dalam pemberitaan di televisi.
“Yang kami ingat, saat lagi merasa frustrasi dan bagaimana caranya mengakali supaya kami manggung enggak dilarang. Tiba-tiba Mas Sukardi datang ke rumah bawa buku ini. Bersemangat seklai dan bilang buku ini isinya 'slank Banget' dikupas dalam situasi dan kondisi politik tapi semua bercerita tentang Slank dan personilnya. Ya, harapan kami, semoga buku ini bisa jadi pencerahan bagi anak-anak muda. Kemudian melalui novel ini Slank mengajak supaya lebih serius dan peduli sama bangsa," ujarnya.
Bimbim merasa bangga karena kehadiran buku ini sangat pas dengan keseharian dan perjalanan Slank. Menurutnya di buku ini berdasarkan lagu, karakter, dan pemikiran Slank. Bimbim menilai kehadiran buku ini direspons dengan baik oleh para Slankers, penggemar fanatik Slank, yang antusias ingin membaca.
Bimbim hanya tersenyum ketika ada pendapat tentang buku ini yang diincar dan diborong para calon kepala daerah yang akan maju menjadi gubernur atau bupati untuk menjadi bahan kampanye.
“Kami enggak mungkiri ada lah tawaran yang begini. Ada tawaran dari beberapa calon kepala daerah yang ingin maju memborong buku ini untuk dibagikan ke beberapa titik Slankers di Indonesia. Silakan saja, kalau buku ini mau dipakai pilkada, yang utama bagi kami adalah berkarya, bukan berpolitik,” ujarnya.
Sumber: tempo.co
Comments
Post a Comment