Taman Kota Bukan Hanya Tempat Pacaran

JAKARTA, Dengan agak canggung, Cony (47) memasukkan benih kangkung ke dalam botol plastik berisi tanah, lalu menyemprotkan pupuk cair. Ibu tiga anak itu kemudian menyiramkan air dan meletakkan botol berisi benih kangkung itu di tempat yang terkena sinar matahari.


Sabtu (2/11/2013) siang itu, Cony sedang belajar berkebun di Taman Kota Tebet, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, dibantu anggota komunitas Indonesia Berkebun. Kegiatan itu merupakan bagian dari acara HiddenPark 2013 yang diselenggarakan dari 26 Oktober sampai 17 November 2013. "Bagus juga acara ini. Jadi, kalau ke taman, kita enggak hanya rekreasi, tetapi juga belajar sesuatu," kata Cony yang mengaku rutin berkunjung ke Taman Kota Tebet tiga kali sepekan.


HiddenPark diselenggarakan Kementerian Pekerjaan Umum bekerja sama dengan sejumlah komunitas, misalnya Indonesia Berkebun, Movie Explorer, dan Mbatik Yuk. Acara yang mulai diselenggarakan tahun lalu itu bertujuan mendekatkan masyarakat dengan taman kota. "Kami ingin warga tahu ada taman di sekitar rumahnya dan mereka bisa memanfaatkan taman secara optimal," kata Direktur Bina Program dan Kemitraan Kementerian Pekerjaan Umum Firman Hutapea.


Manajer Kampanye HiddenPark Nadine Zamira mengatakan, pihaknya ingin mengampanyekan penggunaan taman kota sebagai ruang publik kreatif. "Kami ingin agar taman kota dimanfaatkan warga untuk berkreasi, tidak hanya untuk rekreasi, olahraga, atau pacaran," katanya.


Nadine menambahkan, HiddenPark juga ingin mengeksplorasi potensi tersembunyi yang dimiliki taman-taman kota di Jakarta. Tahun lalu, acara ini digelar di Taman Langsat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang kala itu belum terlalu dikenal karena letaknya yang tersembunyi. "Tahun ini, kami memilih Taman Kota Tebet yang sudah cukup dikenal, tetapi belum dieksplorasi secara maksimal oleh warga," katanya.


Contoh eksplorasi yang dihadirkan dalam acara itu adalah aktivitas berkebun di taman yang bisa dilakukan warga dengan konsep urban farming (pertanian di dalam kota). "Karena saat ini masyarakat tidak boleh menanam apa pun di lahan taman, aktivitas berkebun dilakukan dengan memanfaatkan botol plastik dan pot sebagai wadah tanaman," ujar Nadine.


Contoh lain adalah membuat perpustakaan luar ruang di taman, seperti yang dilakukan komunitas Goodreads Indonesia. Aktivitas unik lain adalah menonton film bersama di taman yang diadakan komunitas Movie Explorer dan SAE Institute.


Nadine mengatakan, dalam setiap acara HiddenPark, warga berusaha dilibatkan secara aktif supaya kegiatan di taman tidak berhenti setelah acara selesai. Aktivitas berkebun di taman, misalnya, melibatkan siswa-siswi dari tiga SMP di sekitar Taman Kota Tebet. Selepas pulang sekolah, para murid bergantian menyirami tumbuhan yang mereka tanam sebelumnya.


Perpustakaan di taman juga dimanfaatkan oleh anak-anak dari keluarga kurang mampu di sekitar Tebet. Sabtu siang, anak-anak itu duduk di bangku perpustakaan sambil membaca. Kadang mereka membawa buku itu ke sudut taman yang lain. "Keterlibatan warga itu penting supaya kondisi taman terjaga sehingga bisa terus berfungsi sebagai daerah resapan air dan paru-paru kota," kata Nadine.


Sumber: kompas.com

Comments