SEMINAR BEDAH STANDARD ISO 11620:2008 Information And Documentation Library Performance Indicators Kerja Sama Perpustakaan Nasional RI dengan Badan Standar Nasional

Dalam UU 43 tahun 2007 diamanatkan bahwa penyelenggaraan perpustakaan harus memenuhi standar nasional. Ada enam standar yang wajib diikuti oleh para penyelenggara perpustakaan yaitu: standar koleksi; standar sarana dan prasarana; standar pelayanan perpustakaan; standar tenaga perpustakaan; standar penyelenggaraan; serta standar pengelolaan perpustakaan Salah satu standar yang sekarang populer dan banyak diterapkan adalah SNI ISO 9001:2008, yaitu standar internasional tentang Sistem Manajemen Mutu. Standar tersebut tidak diwajibkan oleh pemerintah untuk diterapkan.



Standar Manajemen Mutu (SMM) tersebut melibatkan juga standar-standar lain sebagai kelengkapannya, salah satu standar yang sangat erat kaitannya dengan sistem manajemen mutu adalah Standar ISO 11620:2008 tentang Indikator Kinerja Tentu dalam menerapkan Standar Manajemen Mutu (SMM) tersebut melibatkan juga standar-standar lain sebagai kelengkapannya. Salah satu standar yang sangat erat kaitannya dengan standar manajemen mutu adalah Standar ISO 11620:2008 tentang Indikator Kinerja Perpustakaan. Pengukuran kinerja sebagai hasil dari suatu proses manajemen mutlak memerlukan acuan, dalam hal ini kita dapat menggunakan ISO 11620. Sebagai sebuah standar, ISO 11620 menyediakan indikator dan ukuran dalam penetapan parameter hasil capaian program, investasi dan akuisisi yang dilakukan perpustakaan. Termasuk dalam hal ini ialah soal penggunaan bukti statistik untuk menentukan tingkat kemajuan suatu organisasi dalam meraih tujuannya.



Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Perpustakaan Nasional RI melalui Bidang Kerja Sama Perpustakaan dan Otomasi bekerja sama dengan Badan Standar Nasional mengadakan seminar Bedah Standard ISO 11620:2008 Information And Documentation Library Performance Indicators bertujuan menginformasikan keberadaan ISO 11620 yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengukur kinerja perpustakaan serta untuk memperluas pengetahuan dan wawasan. Peserta.Seminar Bedah Standard ISO 11620:2008 Information And Documentation Library Performance Indicators dihadiri 115 undangan dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta, dibuka oleh Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional Welmin Sunyi Ariningsih yang pada acara Bedah Standar mewakili Kepala Perpustakaan Nasional menekankan bagaimana, tuntutan masyarakat tentang mutu layanan perpustakaan kian menguat. Hal ini kemudian menuntut penerapan SNI ISO 9001:2008 pada perpustakaan agar dapat memenuhi kepuasan pemustaka.



Sistem Manajemen Mutu tersebut melibatkan pula standar-standar lain sebagai kelengkapannya. Salah satu standar yang sangat erat kaitannya dengan SMM adalah standar ISO 11620:2008 tentang Indikator Kinerja Perpustakaan, termasuk dalam hal ini ialah soal penggunaan bukti statistik untuk menentukan tingkat kemajuan suatu organisasi dalam meraih tujuannya dan juga berharap ISO 11620:2008 dapat diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dan diadopsi menjadi SNI sehingga perpustakaan lebih mudah dalam menerapkan standar kinerja perpustakaan di Indonesia.



Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi, Dra. Dewi Odjar Ratna Komala, MM sebagai pengantar diskusi mengingatkan bahwa ASEAN Economics Community (AEC) akan diberlakukan pada tahun 2015 dimana persaingan bebas harus dihadapi di berbagai sektor tidak terkecuali perpustakaan. khusus layanan perpustakaan harus segera berbenah dan menyiapkan diri untuk terus ditingkatkan kualitasnya, Namun demikian di dalam penerapan sistem manajemen mutu perlu juga ditentukan target yang dikenal dengan sasaran mutu yang diukur dengan indikator kinerja. Standar ISO 11620:2008 memberikan panduan di dalam mengukur kinerja perpustakaan, capaian hasil kerja perpustakaan dapat diukur dengan metode yang benar dan diakui secara internasional sehingga dengan menggunakan indikator yang sama di dalam pengukuran capaian hasil kinerjanya, perpustakaan dapat membandingkan kondisi atau posisi perpustakaan yang sejenis, bahkan dapat mengetahui perkembangan capaian kinerja prestasi perpustakaannya tahun demi tahun.



Seminar Standar ISO 11620:2008 yang dimoderatori Dr. Joko Santoso, M.Hum menampilkan 2 (dua) pembicara yaitu Ir. Abdul Rahman Saleh M.Sc, Kepala Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi BSN serta Ir. Riza Deliansyah, MM dari Astra Internasional. Abdul Rahman Saleh dalam seminar ISO 11620:2008 memulai dengan mengungkapkan bahwa perpustakaan sebagai sumber ilmu yang berisikan berbagai koleksi buku, referensi, jurnal, dan sebagainya mesti dilihat pula catatan kondisi perpustakaan di Indonesia pada umumnya, tampaknya perlu segera dilakukan pembenahan. Salah satu alasannya bahwa 95% dari sekitar 200.000 perpustakaan sekolah dan daerah di Indonesia, tidak memiliki sarana dan prasarana memadai layaknya perpustakaan.


Bahkan, dari 130.000 sekolah di Indonesia, ternyata baru ada 18% diantaranya yang memiliki perpustakaan. Melihat kondisi tersebut diperlukan adanya pengukuran kinerja perpustakaan agar perpustakaan bisa memperbaiki kualitasnya serta mengembangkan kondisi perpustakaan yang sudah ada agar dapat lebih baik lagi. Melalui pengukuran kinerja, pengelola perpustakaan dapat memutuskan bagian mana saja dari perpustakaan yang perlu dikembangkan dan yang perlu mendapat alokasi dana. Pengukuran kinerja juga diharapkan bisa menghasilkan suatu program, metode, atau personel yang benar-benar menghasilkan dan hemat menggunakan anggaran serta tepat mencapai tujuan. Sementara pada pemaparan kedua Ir. Rizal Deliansyah, MM lebih fokus pada bagaimana kinerja perpustakaan dalam memberikan review, komentar, dan saran penerapan terkait standar ISO 11620, khususnya dari perspektif manajemen mutu untuk kepentingan performance improvement.


Sumber: pnri.go.id

Comments