Saatnya Menjadikan Perpustakaan Sahabat Keluarga Indonesia



Kediri - Membaca merupakan kunci bagi kemajuan bangsa. Sayangnya saat ini minat baca Indonesia masih terbilang rendah. Seperti diungkapkan Venna Melinda yang menjadi pembicara dalam roadshow Perpustakaan Nasional RI (PNRI) ke Kediri, secara nasional minat baca Indonesia masih amat rendah.



Angka minat baca orang Indonesia baru berada di angka 23,5 persen secara nasional. Sementara 85,9 persen memilih untuk menonton tayangan televisi dan 40,3 % mendengarkan radio.


Menurut anggota Komisi X DPR RI ini, minat baca harus ditularkan dari orang tua kepada anak-anaknya sedari dini.


“Bagaimana menumbuhkan minat baca untuk anak kalau kita sendiri ngga membaca?” tanya Venna di Kediri.


Menurut Venna character building bangsa bisa dibangun dengan membangkitkan rasa ingin tahu salah satunya dengan membaca.


Anak-anak merupakan generasi yang akan menentukan nasib bangsa di masa depan. Sebagai generasi penerus anak-anak perlu diberikan sebuah pembekalan dalan menghadapi era ke depan. Diperlukan pembentukan karakter bagi generasi penerus ini dengan memberikan pembelajaran bagi mereka.


Ternyata selain rendahnya minat baca juga dipicu kondisi perpustakaan yang masih belum memadai, apalagi di wilayah terpencil yang jauh dari jangkauan.


"Saat ini di beberapa perpustakaan animo masyarakatnya yang datang sudah meningkat. Tapi harus diakui kondisi perpustakaan untuk menjadi tempat kunjungan keluarga setiap weekend belum memadai. Perlu adanya pembenahan total dan diperlukan kerja sama semua pihak. Peran swasta untuk terlibat memang sangat minim dan perlu digiatkan lagi," kata Ka Bidang Pengkajian dan Pemasyarakatan Minat Baca Perpustakaan Nasional, Retno Hermawati, MM.


Menumbuhkan minat baca, merupakan tanggung jawab pemerintah dan semua pihak. Pemerintah sendiri telah menyediakan perpustakaan keliling, perpustakaan kapal dan perpustakaan motor keliling. Melibatkan berbagai tokoh juga menjadi strategi Perpustakaan Nasional untuk menumbuh kembangkan minat baca bagi siapa saja, terutama keluarga Indonesia.


Perpustakaan Nasional saat ini tengah mencanangkan agar perpustakaan bisa menjadi sahabat dari keluarga Indonesia. Yang menggembirakan saat ini tingkat kunjungan ke perpustakaan kabupaten/kota menurut Retno saat ini sudah mencapai angka 30 kunjungan per harinya.


Sayangnya kendati tingkat kunjungan yang sudah semakin meningkat, perpustakaan saat ini belum menjadi bagian dari kurikulum. Saat ini perpustakaan hanya menjadi pelengkap dari kurikulum saja.


Padahal berdasarkan UU no 43 tahun 2007, perpustakaan sudah menjadi bagian dari kurikulum pendidikan nasional. Sayangnya penjabaran dari UU tersebut belum memiliki dasar hukum melalui peraturan pemerintah, sehingga perpustakaan yang menjadi bagian dari salah satu cara mencerdaskan bangsa belum bisa masuk dalam kurikulum pendidikan nasional.


Kendati begitu pihak Perpustakaan Nasional tetap optimis untuk menjalankan program mereka menjadikan perpustakaan menjadi sahabat keluarga Indonesia. Target perpustakaan ada di seluruh kabupaten/kota menjadi tujuan yang terus dikejar hingga 2014 mendatang seperti dipaparkan Retno.


“Kami menginginkan agar semua pihak peduli terhadap minat baca dan perpustakaan. Tidak cukup hanya dengan membangun banyak perpustakaan tapi juga harus diikuti dengan menanamkan kebiasaan membaca di masyarakat,” papar Retno.


Sumber: beritasatu.com

Comments