Judul : Be a Writer
Penulis : Antoni Ludfi Arifin
Penerbit : Gramedia
Tahun Terbit : September, 2012
Jumlah Halaman : 142 halaman
ISBN : 978-979-22-8878-0
Penulis : Antoni Ludfi Arifin
Penerbit : Gramedia
Tahun Terbit : September, 2012
Jumlah Halaman : 142 halaman
ISBN : 978-979-22-8878-0
Banyak orang yang ingin menulis, namun banyak pula di antara mereka memiliki alasan untuk tidak menulis. Alasan paling banyak adalah mereka selalu sibuk, sehingga tidak ada waktu untuk menulis. Walhasil, keinginan ingin menulis pun mengikis, dan semakin hari pun tidak ada perkembangan.
Sebenarnya, masalah kebanyakan orang yang ingin menulis tersebut bisa teratasi. Dalam buku Be A Writer, Antoni Ludfi Arifin mengatakan bahwa hanya dibutuhkan niat yang kuat untuk mau berbagi dan menginvestasikan waktu minimal satu jam saja dalam sehari atau minimal tiga jam seminggu (halaman 8).
Hal itu secara fleksibel kita sendiri yang mengaturnya. Bisa saat malam hari sebelum tidur, saat istirahat di waktu kerja, ataupun pagi selepas salat subuh. Jika niat kita kuat maka sangat mudah sekali untuk melakukan hal tersebut. Karena, memang kekuatan dari niat sangatlah dahsyat.
Penulis yang senang dipanggil ALA tersebut, juga menjelaskan bahwa menulis bisa mudah jika merekonstruksi bahasa lisan yang begitu membudaya di Negeri kita. Kita bisa membayangkan rata-rata sehari perempuan bisa berbicara 20.000 kata dan lelaki 7.000 kata. Nah, jika itu bisa diubah menjadi budaya menulis maka akan banyak buku yang bisa kita hasilkan.
Secara garis besar buku ini memang banyak berbicara motivasi menulis, sedangkan teori menulis hanya dasarnya saja. Setelah berbicara tentang niat bab pertama juga membahas tentang membaca. Membaca sama dengan bekal menulis. Membaca tak hanya membaca teks, tetapi juga kehidupan alam raya. Sebagaimana menurut ALA, membaca buku-buku, baik buku dalam arti sesungguhnya –buku teks- maupun buku “kehidupan” yang didapat dari pelajaran “alam”, dapat memercikkan gagasan, ide dan bahan bekal untuk menulis. Dengan ini ALA menyampaikan bahwa alasan tidak ada ide yang bisa dituliskan itu bohong, karena segala apa yang kita lihat bisa menjadi sumber ide menulis kita.
Jika Anda masih belum termotivasi, ALA juga menyampaikan bahwa menulis bisa menjadi investasi akhirat kita sebagai penulis. Ketika kita menulis kebaikan dalam sebuah buku, kemudian dibaca ribuan orang dan terinspirasi dengan apa yang kita tuliskan, bukankah itu akan menjadi pahala bagi kita? Belum lagi buku itu akan terus ada sampai kita meninggal pun, maka setiap ada orang yang terinspirasi maka pahala akan terus mengalir bagi kita. Karenanya, memang menulis adalah pekerjaan menuju keabadian.
Bab kedua, ALA berbicara tentang praktik menulis. Bagaimana dasar menulis cerpen, pentingnya judul menarik, dan lainnya. Kemudian setelah itu, penulis berharap segera menuliskan ide apa yang sedang kita pikirkan. Agar tak hanya mengendap dalam otak kita.
Buku ini layak Anda baca, Anda yang sibuk, pekerja kantoran, mahasiswa, guru, agar semakin termotivasi untuk menulis. Karena penulis buku ini sudah membuktikan sendiri, ALA yang bekerja kantoran bisa menghasilkan empat buku. Maka, Anda pun bisa untuk melakukan itu, menjadi penulis walau sehari dalam kesibukan. Selamat membaca dan menulis!
Peresensi: Muhammad Rasyid Ridho
Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota Forum Lingkar Pena Malang Raya
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Malang.
Sumber: okezone.com
Comments
Post a Comment