Batam - DPRD Batam menolak dengan tegas usulan Dinas Tata Kota (Distako) Batam yang ingin membangun gedung perpustakaan daerah senilai Rp100 miliar pada tahun 2014 mendatang. Alasannya, pembangunan gedung perpustakaan belum begitu mendesak.
Wakil Ketua I DPRD Batam, Ruslan Kasbulatov mengatakan belum saatnya Pemko Batam membangun perpustakaan daerah. Selain anggarannya besar, saat ini masih banyak yang lebih mendesak dibangun ketimbang gedung perpustakaan.
"Selaku pimpinan, saya menolak keras rencana pembangunan gedung perpustakaan daerah itu," ungkap Ruslan usai melakukan Rapat Banggar dengan Pemko Batam, di ruang Serbaguna DPRD Batam, Selasa (19/11).
Menurut politisi PDIP ini, saat ini masih banyak jalan yang bolong-bolong, begitu juga masih banyak daerah yang jadi langganan banjir. " Harusnya jalan dan daerah banjir yang jadi prioritas, bukan gedung perpustakaan," katanya bersemangat.
Lagi pula, kata Ruslan, sejak tahun 2009-2013 masih banyak pengajuan pembangunan fisik yang dihimpun dari proses Musrembang, belum terealisasi.
"APBD itu bukan uang Dahlan (walikota) atau Rudi (wakil walikota), tapi uang masyarakat, jangan seenaknya saja merencanakan pembangunan yang tidak penting," kata Ruslan.
Ruslan berpendapat pembangunan gedung perpustakaan tetap saja membebani anggaran, meskipun penganggaran dilakukan dengan sistem multi year (tahun jamak). "Ada baiknya insentif ketua RT dan RW yang kita tingkatkan," terangnya.
Sementara itu, rapat Badan Anggaran (Banggar) membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2014 mendatang, yang digelar di ruang serbaguna DPRD Batam, terpaksa diundur.
Pasalnya, dalam rapat yang dihadiri Kepala Bapeko Wan Darussalam, Kadispenda Batam Jefridin dan Kabag Keiuangan Pemko Batam Abdul Malik, terjadi perdebatan serius sejak rapat dibuka.
Mayoritas anggota Banggar DPRD Batam protes, karena selama ini apa yang didapatkan dari kegiatan reses, tak pernah diakomodir dalam APBD, sehingga Banggar merasa ini harus dibahas lebih serius. Rapat tidak dihadiri Walikota.
"Saya usulkan rapat ini kita batalkan, kita undang lagi Walikota," tegas Wakil Ketua III DPRD Batam, Aris Hardi Halim.
Sementara Ruslan Kasbulatov, mengatakan bahwa ia sangat maklum kalau pembahasan terjadi deadlock, karena menurutnya teman-teman DPRD Batam
sering dibohongi.
Senada dengan itu, Eddy C Lummawie juga protes keras dan meminta agar rapat ditunda dan minta Walikota hadir dalam rapat. Pasalnya, menurut Eddy saat ini banyak aspirasi reses yang tidak diakomodir, sehingga dikhawatirkan jadi ancaman bagi DPRD Batam.
"Saya khawatirkan, kedepan masyarakat akan berontak karena hasil reses tak digubris," katanya.
Mengomentari usulan yang berkembang, Wan Darussalam mengatakan bahwa seluruh rapat akan disampaikan ke pimpinan dan dia juga sepakat rapat dibatalkan.
Tak pelak lagi, hingga rapat ditutup, berkali-kali Ketua DPRD Batam Surya Sardi harus menengahi perdebatan.
sumber: inilah.com
Comments
Post a Comment