Malang - Pengadaan buku perpustakaan mini kelurahan di Kota Malang, Jawa Timur menuai kritik dari wakil rakyat. Penyebabnya, buku yang disediakan tak sesuai dengan kebutuhan tiap kelurahan.
"Pengadaan buku ini telah menyalahi prosedur karena dimonopoli," kata Ketua Komisi Hukum dan Pemerintahan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang, Arif Wahyudi, Senin, 21 Oktober 2013.
Komisi melakukan inspeksi mendadak di 10 kelurahan. Hasilnya, setiap kelurahan diketahui menerima lima kardus buku berisi 1.320 eksemplar. Buku-buku itu terdiri dari 440 judul dengan nilai Rp 39 juta. Seharusnya, kata Arif, pengadaan buku dilakukan kelurahan secara mandiri dan disesuaikan kebutuhan masing-masing.
Karena dianggap bermasalah, Dewan melarang staf kelurahan membuka kardus-kardus buku itu dan mendesak agar buku-buku itu dikembalikan kepada pengirimnya, Sekretaris Kota Malang. "Kelurahan bisa melakukan pengadaan buku sendiri," kata Arif.
Lurah, kata Arif, bisa menggelar rapat dan memutuskan kebutuhan buku yang diinginkan masyarakat. Selanjutnya, kelurahan bisa melakukan proyek pengadaan dengan sistem penunjukan langsung. Jika ditotal, kebutuhan dan pengadaan buku perpustakaan mencapai Rp 2,2 miliar.
"Tiba-tiba dikirimi buku. Masih kami cek mana yang sesuai dengan masyarakat dan mana yang tidak," kata Lurah Gading Kasri, Prasetyo Mulyo. Di antara buku yang dikirim, menurutnya, ada buku tentang cara berternak sapi perah. Padahal di Gading Kasri tak ada peternak sapi perah. "Yang tidak cocok akan kami kembalikan," ujar dia.
Sekretaris Kota Malang M. Shofwan menyangkal telah memerintahkan pengadaan buku perpustakaan kelurahan. Pengadaan itu, kata dia, berasal dari dana hibah pemberdayaan kelurahan sebesar Rp 250 juta. Menurutnya, lurah membeli buku dari pengajuan program perpustakaan kelurahan. "Tak benar saya yang membeli dan memasok ke kelurahan," katanya.
Dalam program tersebut, kata Shofwan, lurah telah mengajukan anggaran masing-masing kebutuhan meliputi rak buku dan pengadaan buku bacaan. Apalagi, ia mengaku telah mensosialisasikan program ini dua kali langsung ke lurah bersangkutan.
Sumber: tempo.co
Comments
Post a Comment