Banjarmasin - Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) Sri Sularsih mengatakan minat baca masyarakat di tanah air saat ini sangat rendah.
Menurut Sri pada roadshow Perpustakaan Nasional di Banjarmasin, Selasa, berdasarkan data dari hasil survei yang dilakukan menunjukkan minat baca masyarakat secara nasional hanyalah 0,1 persen setiap seribu penduduk.
"Artinya, dari seribu orang, hanya satu orang yang suka membaca," kata Sri di Mahligai Pancasila Banjarmasin.
Menurut dia, budaya gemar membaca sangat penting, karena hal itu yang membedakan masyarakat negara maju atau belum.
Faktor utama rendahnya minat baca ini menurut dia, disebabkan kurangnya ketersediaan buku-buka atau bahan bacaan di masyarakat.
Oleh karena itu, tambah Sri, peran perpustakaan menjadi sangat penting, terutama untuk menjangkau masyarakat di pelosok desa.
Berdasarkan Undang-Undang No 43/1997 tentang Perpustakaan, pemerintah diharapkan terus mengkampanyekan Indonesia gemar membaca.
Perpustakaan sejauh ini telah mampu menjangkau 90 persen wilayah tanah air, mulai di perkotaan hingga kecamatan dan desa.
Perpustakaan Nasional RI bekerjasama dengan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan mengadakan roadshow 2013 Publikasi Gerakan Indonesia Membaca di Banjarmasin yang dibuka Gubernur Kalsel Rudy Ariffin.
Acara yang diiisi dengan beberapa kegiatan tersebut antara lain dihadiri kepala perpustakaan tingkat provinsi dan kabupaten/kota se Kalsel, ditambah para guru dan siswa dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menangah Atas atau sederakat.
Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Ariffin mengatakan, pemerintah provinsi telah berkomitmen untuk terus membantu melengkapi sarana pendukung perpustakaan hingga pelosok desa.
"Menumbuhkan budaya membaca di masyarakat sangat penting, khususnya siswa atau generasi muda, Kalsel mentargetkan 1.000 perpustakaan sampai 2015," katanya.
Kepala Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kalsel, Muhammad Hawari mengatakan, target pembangunan perpustakaan desa atau perpusdes hingga 1.000 perpustakaan sampai 2015 itu guna lebih mendorong masyarakat pedesaan melek baca.
Hawari berharap, dengan terbangunnya 1.000 perpusdes di provinsi ini, minimal mendekati rasio perbandingan antara jumlah perpusdes dan desa, yaitu satu perpusdes untuk dua desa.
Di Kalsel, hingga tahun ini 475 perpusdes, dan setiap perpusdes memiliki 1.000 koleksi dengan 500 judul buku.
Pemprov Kalsel kini juga membangun perpustakaan kecamatan (perpuscam) percontohan sejak 2009 hingga 2013. Selama empat tahun terakhir, Kalsel memiliki 11 perpuscam percontohan, dan tiap perpuscam tersebut mendapat bantuan dari pemprov sebanyak 1.000 eksemplar bacaan.
Sumber: beritasatu.com
Comments
Post a Comment