Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono mengunjungi Perpustakaan Bung Hatta di Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar). Dalam kunjungan tersebut, Presiden menyumbang sebanyak 135 buku (dari 35 judul), antara lain berjudul Transforming Indonesia, Kepak Sayap Putri Prajurit, The Colour of Harmony, serta Energi Positif. Selain itu, SBY juga melakukan penanaman pohon kenari di halaman perpustakaan tersebut.
Dalam kesempatan berkunjung ke perpustakaan itu, SBY menyinggung tiga tokoh yang dianggapnya paling penting dalam sejarah berdirinya negara Indonesia, yaitu Bung Karno, Bung Hatta, dan Panglima Sudirman. Jika Bung Karno kuat dalam hal idealisme perjuangan, maka Hatta menurutnya kuat dalam hal pemikiran serta sosial ekonomi. Sementara Panglima Sudirman mengimbangi dengan pergerakan militer.
"Dengan demikian, secara pribadi saya harus menyebut tiga nama besar, Bung Karno, Bung Hatta, dan Panglima Sudirman," kata Presiden SBY di Bukittinggi, saat mengunjungi Perpustakaan Bung Hatta, Selasa (29/10) sore, sebagaimana diberitakan oleh situs Sekretariat Kabinet, hari ini.
Perpustakaan itu sendiri, kata Presiden pula, tak hanya sebagai pusat pendidikan melalui buku-buku, namun juga sebagai bentuk peringatan akan idealisme perjuangan ketiga tokoh tersebut, agar tetap diingat generasi bangsa. Presiden pun mengimbau agar masyarakat rajin membaca sejarah dan pemikiran khususnya dari bapak-bapak pendiri bangsa itu. Pemikiran mereka menurutnya mengajarkan bangsa tentang kemajemukan, sehingga konflik-konflik kedaerahan tidak perlu terjadi.
"Negara memang kuat, tapi rakyat harus berdaulat. Itulah cikal bakal demokrasi. Itulah cikal bakal munculnya klausul tentang hak-hak asasi manusia (HAM) dalam Undang-Undang Dasar kita," ungkap SBY lagi.
Sumber: beritasatu.com
Comments
Post a Comment