Gubernur Rudi Ariffin Buka Rakerpus IPI ke XVIII : Pustakawan Diminta Profesional dan Mandiri

Banjarmasin, Di banyak negara maju dan berkembang, keberadaan perpustakaan benar-benar menjadi ruh dalam segala peri kehidupan manusia. Perpustakaan merupakan barometer kemajuan suatu bangsa. Berbicara perpustakaan, rasanya tidak mungkin melepaskan ingatan dari peran pustakawan. Ibarat dua sisi mata uang.



Pustakawan, yang terwadahi dalam organisasi Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) menjadi amat penting dalam maju mundurnya perpustakaan. IPI yang memiliki kedekatan erat dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas), tidak bisa melepaskan diri dari tanggung jawab pengabdian kepada masyarakat. Pustakawan merupakan individu pengelola perpustakaan yang memiliki kompetensi yang diperoleh lewat pendidikan dan tanggung jawab melaksanakan pengelolaan serta pelayanan perpustakaan. Jadi, jelas diartikan kalau pustakawan adalah tenaga profesional.


“Membangun pustakawan profesional dan mandiri merupakan bagian dari cita-cita meningkatkan kualitas sumber daya pustakawan,” ujar Ketua Umum PP-IPI Dedi Junaedi saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja Pusat (Rakerpus) PP-IPI ke XVIII dan seminar ilmiah di Auditorium Mahligai Pancasila Gubernur Kalimantan Selatan, Selasa malam, (1/10).


Di jaman sekarang, IPI dihadapi pada tantangan yang beda. Derasnya arus teknologi membuat sebagian besar masyarakat beralih menggunakan media digital sebagai ladang pencarian ilmu pengetahuan dan informasi. Di sinilah paradigma perubahan terjadi. Pustakawan pun diminta untuk melek teknologi informasi (TI). Baik perpustakaan maupun pustakawannya harus sama-sama memodernisasi dirinya agar tidak ketinggalan jaman. “Perpustakaan saat ini dan selamanya sanggup berperan sebagai pusat belajar manusia, mencetak insan yang berbudaya baca. Dengan kata lain, pengembangan perpustakaan berbasis iptek mutlak dibutuhkan,” tambah Kepala Perpusnas Sri Sularsih.


Peningkatan standar profesionalitas pustakawan sesuai yang tercantum dalam rencana strategis (renstra) Perpusnas difokuskan melalui pengembangan kompetensi dan sertifikasi serta peningkatan akuntabilitas kinerja pustakawan. Pustakawan memang harus memiliki daya saing berkualitas agar terus mampu berkompetisi dalam percaturan global dunia.


Dalam menjalankan tugasnya, para pustakawan berpedoman pada empat esensi tujuan perpustakaan, antara lain (1) memberikan layanan dan memberdayakan koleksi bahan perpustakaan, (2) meningkatkan kegemaran membaca yang diawali dengan minat membaca (reading interest), lalu berlanjut dengan kebiasaa membaca (reading habit), beranjak alih menjadi budaya membaca (reading culture), dan puncaknya yaitu keterampilan membaca (reading skills), (3) memperluas pengetahuan, dan (4) mencerdaskan kehidupan bangsa dimana dengan membaca pada akhirnya dapat memberikan kemampuan memaknai apa yang dibaca (literasi informasi) sebagai indikasi kecerdasan pembacanya.


Pada kesempatan yang sama, Gubernur Kalimantan Selatan Rudi Ariffin secara khusus meminta para pustakawan agar tidak selalu mengurusi dan mengolah buku (bahan pustaka) lainnya. Pustakawan tidak melulu berdiam diri menjaga buku, menunggu pengunjung, dan merapikan koleksi. Tapi, pustakawan juga harus mampu memberikan tips dan pemahaman bagaimana cara efektif membaca buku yang baik.


Pemerintah daerah (pemda) Kalsel di bawah tanggung jawabnya kini sedang gencar membangun perpustakaan di tiap kecamatan di seluruh kabupaten/kota. Gubernur Rudi berpendapat, saat ini perpustakaanlah yang harus mendatangi dan mendekatkan diri kepada masyarakat. Bukan masyarakat yang bersusah payah mendatangi perpustakaan. Ia mengharapkan lewat cara ini, masyarakat kian mengenali perpustakaan. Imbas dari kerja keras dan perhatian yang diberikan, IPI menganugerahkan Tokoh Penerima Penghargaan Kepustakawanan Tahun 2013 kepada Gubernur Rudi Ariffin berdasarkan Keputusan Ketua Umum No.13/I/SK/PP-IPI/X/2013.


Seminar ilmiah yang menjadi bagian dari kegiatan Rakerpus bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, menyamakan persepsi, dan menyatukan komitmen pustakawan dalam mempertajam kompetensi dan wawasan, mengkonsolidasikan, mensinkronisasikan organisasi dalam melaksanakan progam kerja IPI. Sedikitnya 560 pustakawan dari berbagai instansi dan jenis perpustakaan menghadiri kegiatan IPI di Hotel Aria Barito. Sejumlah pembicara yang dihadirkan antara lain dari Perpustakaan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, UI, tokoh masyarakat Kalsel, dan aktris sekaligus pemerhati perpustakaan Kamidia Radisti.


Sumber: pnri.go.id

Comments