YPPI Ajak Pengunjung CFD Membaca

Solo — Bangsa yang maju, dapat dilihat dari perilaku masyarakat yang gemar akan membaca. Jika suatu bangsa menghargai akan ilmu serta mendidik warganya dengan perilaku membaca, maka dapat dipastikan bangsa tersebut akan maju dengan sangat pesat.


Berawal dari itu, Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI) berupaya ingin meningkatkan minat baca masyarakat dengan menggelar kunjungan perpustakaan. Upaya mereka direalisasikan dengan menggelar aksi di car free day (CFD) Jalan Slamet Riyadi, Minggu (8/9). Dengan mengajak pengunjung CFD untuk melihat sejumlah buku tentang ensiklopedia, dongeng, pengetahuan dan masih banyak yang lain.


Ketua YPPI, Bambang Haryanto mengatakan minat masyarakat untuk membaca masih tergolong minim. Dalam hal ini, Pemerintah Kota (Pemkot) masih memfokuskan minat baca dalam bidang pendidikan formal. Padahal, membaca merupakan kebutuhan dan hak semua orang.


“Untuk meningkatkan minat baca masyarakat secara umum, harus didukung dengan pengelolaan perpustakaan yang profesional. Sementara di Kota Solo ini hampir perpustakaan umum kurang bagus dengan pengelolaan sistem yang profesional” ujar pria yang tinggal di Wonogiri itu.


Menurutnya, kepedulian pihak pemerintah dalam meningkatkan minat baca dapat dilihat melalui kondisi perpustakaan di daerah itu. Jika perpustakaan di suatu daerah tampat terawat dengan koleksi buku bacaan yang komplit serta mendidik, maka pastinya wilayah tersebut merupakan tempat yang memiliki minat baca cukup tinggi.


Dia juga menyoroti kondisi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kota Solo yang berlokasi di Kepatihan sudah tidak layak dari segi infrastruktur maupun koleksi bacaan.


“Salah satu contoh kita dapat melihat Arpusda yang terletak dikepatihan. Lha kantonrnya saja seperti itu, bagaimana aplikasi dilapangannya. Pastinya lebih memprihatinkan dari itu,” terangnya.


Sementara itu, Pengelola Taman Cerdas Pajang, Eviana Amri mempunyai kiat jitu agar pengunjung taman cerdas mau membaca buku yang disediakan. Pihaknya mewajibkan anak-anak menyimak bacaan minimal 15 menit sebelum berselancar internet. Menurut Evi, cara tersebut cukup efektif meningkatkan minat baca anak.


“Peminat perpustakaan sama dengan peminat internet. Tapi kalau di internet kan bisa disalah gunakan untuk kepentingan hal lain, sementara kalau buku kan bisa fokus dengan apa yang dia baca. Maka, kita menerapkan sistem tersebut” terangnya.


Saat ini, Taman Cerdas Pajang memiliki 3.000-an koleksi buku yang di-update setiap tahun lewat bantuan pemerintah dan warga sekitar.


Sumber: timlo.net

Comments