Suka-Duka Christie Kanter Saat Tulis Buku 'Glancing Through Life'

Jakarta - Christie Kanter merupakan wanita muda yang sukses mewujudkan mimpinya menulis buku. Wanita 26 tahun itu baru saja meluncurkan buku pertamanya yang berisi motivasi hidup dengan judul 'Glancing Through Life'. Menurut Christie, tantangan tersulit dari menulis buku tidak berasal dari luar tapi dirinya sendiri.

Mengatur waktu serta mencari inspirasi merupakan dua hal tersulit yang ia rasakan selama menulis. "Banyak orang berpikir menulis bisa kapan saja tapi tidak semudah itu, harus ada inspirasi. Makanya orang-orang pindah tempat saat menulis untuk menemukan inspirasi. Kedua time management, bagaimana deadline-nya untuk diri sendiri," tutur Christie ketika berbincang dengan wolipop akhir Agustus lalu, usai peluncuran buku pertamanya, Glancing Through Life, di Kinokuniya, Plaza Senayan, Jakarta Selatan.


Jika belum ada inspirasi, anak kedua dari tiga bersaudara itu menjadi malas menulis. Hal itu membuat waktunya terbuang sia-sia. Maka dari itu, ia juga harus pintar mengontrol diri serta membuat batas akhir dari penulisannya. Christie menyelesaikan buku perdananya dalam waktu kurang lebih sembilan bulan hingga diterbitkan.


Untuk benar-benar mewujudkan mimpinya merilis buku, Christie tidak mau tanggung-tanggung saat berusaha. Ia bukan hanya menyerahkan naskah yang telah jadi ke penerbit, melainkan mencari semua keperluannya sendiri, mulai dari penerbit, editor, desain, sampai konsep peluncuran buku motivasinya itu.


"Empat bulan research dan menulis, lima bulan mencari publisher, cari editor, cari yang bisa ngedesain bukunya, dalamnya. Kebanyakan penulis ya menulis dan menyerahkan saja ke publisher, kalau saya involve dari awal," ujar wanita lulusan Corporate Communication dan Public Relation dari Drexel University, Philadelphia, Amerika Serikat itu.


Saat proses penulisan, wanita berambut panjang ini juga mengaku terkadang merasa tidak percaya diri setelah datang ke toko buku. Banyaknya saingan serta penulis-penulis terbaik membuat inspirasinya 'mandek' dan sulit meneruskan tulisannya. Namun motivasi dari kekasih dan keluarga membuat dia bangkit kembali. Ia bersyukur memiliki keluarga serta orang-orang terdekat yang selalu mendukung kariernya.


Christie pun sering rindu dengan lingkungan kerjanya terdahulu. Sebelum memutuskan menulis buku, Christie telah bekerja di sebuah perusahaan PR selama tiga tahun. Ketika berada di puncak karier, ia merasa harus keluar karena telah menemukan passion-nya yaitu menulis. Mimpi seorang penulis tentu merilis buku sendiri. Itulah yang dikejar wanita kelahiran 19 Juli 1987 ini.


Setelah meluncurkan buku perdananya, Christie tidak berniat bekerja di perusahaan kembali. Ia mengaku ingin terus menulis dan membuat buku baik novel maupun buku motivasi. Buku ini dicetak dalam bahasa Inggris karena ia berharap semua orang bisa membaca tulisannya. Christie juga berencana untuk menjual bukunya tersebut di beberapa toko buku Singapura.


"Ditulis dalam bahasa Inggris agar orang asing yang ada di Indonesia juga bisa membaca buku saya. Rencananya mau market di Singapura karena memang kebetulan negara yang paling dekat dengan Indonesia dan menurut saya dari negara di Asia Tenggara yang habit bacanya tinggi di Singapur," tutupnya.


Sumber: detik.com

Comments