Solusi Kurangnya Pustakawan - Memakai Konsep Perpustakaan 3.0

YOGYAKARTA– Konsep perpustakaan 3.0 memang belum terlalu dikenal di Indonesia. Namun, aplikasi yang sudah banyak dikembangkan di luar negeri ini bisa menjadi solusi alternatif bagi perpustakaan dengan menyediakan waktu pengaksesan informasi kapan pun dan di mana pun.


“Dalam konsep perpustakaan 3.0 ini ada interaksi antara user dan perpustakaan secara online, termasuk dalam berjejaring dan terkoneksi antarperpustakaan sehingga semua informasi dapat diakses tanpa harus menunggu pustakawan,” ungkap pakar di bidang Perpustakaan Ida Fajar kemarin. Menurut Ida, perpustakaan sebagai pusat informasi juga wajib berkembang seiring perkembangan teknologi informasi (TI).


Karena itu, perpustakaan 3.0 bisa menjadi alternatif bagi perpustakaan yang tidak memiliki cukup pustakawan. “Perpustakaan 3.0 ini memudahkan pemustaka untuk mendapatkan respons secara cepat saat mereka mengakses informasi dari jejaring perpustakaan secara real time. Hal ini tidak mereka dapatkan dalam konsep perpustakaan 2.0 yang ada selama ini,” kata mantan Kepala Perpustakaan UGM ini. Dengan konsep baru ini, pemustaka bisa secara virtual terkoneksi dengan perpustakaan.


Sebab, perpustakaan multimedia semacam itu memiliki aksesibilitas, kemampuan pencarian yang cepat dan relevan, ketersediaan serta kegunaan yang optimal. “Perpustakaan 3.0 berbeda dari perpustakaan 2.0 yang saat ini banyak dikembangkan di Indonesia yang baru mencapai koneksi antar jejaring perpustakaan saja tanpa terkoneksi secara virtual,” ucapnya.


Ida menambahkan, perpustakaan di Indonesia perlu mengembangkan model perpustakaan 3.0 agar tidak semakin jauh tertinggal. Sampai saat ini belum ada perpustakaan di Indonesia yang mengembangkan konsep perpustakaan 3.0. Secara terpisah, Kepala Bidang Pelayanan Arsip dan Perpustakaan Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah (BPAD) DIY Subandriyo mengungkapkan, BPAD selalu berupaya meningkatkan layanan perpustakaan melalui pengembangan program perpustakaan digital.


Dengan proses digital diharapkan akan semakin banyak informasi dan buku yang bisa diakses masyarakat. “Kami sudah mengembangkan program layanan perpustakaan digital. Tentu hal ini dilakukan agar perpustakaan tidak jadi tempat yang menjemukan dan bisa mengikuti perkembang0an zaman,” tandasnya.


Sumber: koran-sindo.com

Comments