Jakarta - Minimnya minat baca anak, cukup memprihatinkan. Namun adanya Rumah Pintar yang menyajikan buka bacaan yang menarik diyakini dapat merangsang minat baca anak.
Aliya Rajasa selaku Pegiat dan penggerak sosial Rumah Pintar Yayasan Tunggadewi dan Satoe Indonesia mengatakan, anak-anak perlu diarahkan agar gemar membaca sejak dini dengan memberikan buku bacaan yang menarik dan sesuai dengan usianya.
Untuk itu, menurutnya, melalui Rumah Pintar yang dibentuk Yayasan Tunggadewi dan Satoe Indonesia, ia berupaya mengembangkan minat baca masyarakat khususnya generasi muda.
"Rumah Pintar terbentuk dalam pendidikan lintas masyarakat untuk segala usia," ungkap Aliya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris pengurus daerah provinsi GPMB DKI Jakarta, Nur Qolbi mengaku minimnya minat baca di Ibukota menjadi sebuah masalah yang serius. Apalagi Pemerintah Provinsi giat melakukan pemberantasan terhadap buta aksara.
"Minimnya pengunjung perpustakaan daerah di Jakarta membuktikan masih minimnya minat membaca warga Jakarta," kata Nur Qolbi saat Seminar Nasional 'Pembudayaan Kegemaran Membaca' 2013 oleh Gerakan pemasyarakatan minat baca (GPMB) di Hotel Lumire, Selasa (24/9/2013).
Kehadiran Rumah Pintar di masyarakat, kata dia, dapat kembali mengangkat budaya membaca sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta.
Diungkapkan Nur Qolbi, peran serta pemerintah dalam mendirikan Rumah Pintar, akan menciptakan masyarakat yang memiliki pengetahuan.
Sementara itu, UNESCO pada 2012 mencatat indeks minat membaca Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, dalam setiap 1000 orang Indonesia, hanya ada satu orang yang punya minat baca.
Sumber: inilah.com
Comments
Post a Comment