Pangan Dalam Naskah Nuna Nusantara Diseminarkan di Perpustakaan Nasional

Jakarta – Dalam rangka memeriahkan Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca, Perpustakaan Nasional RI. Mengadakan seminar nasional naskah nusantara yang dilaksanakan pada 18-19/9 2013, di aula Perpustakaan Nasional RI.


Seminar yang mengambil tema Pangan dalam Naskah Kuna Nusantara ini, menghadirkan pembicara dari berbagai daerah di seluruh Indonesia melalui call for papers yang mengusung sub tema sebagai berikut: 1. Mitologi Pangan dalam Naskah Kuna; 2. Potensi Pangan dalam Naskah Kuna; 3. Pengolahan dan Pemanfaatan Pangan dalam Naskah Kuna.Dan yang bertindak untuk membuka seminar ini sekaligus sebagai pembicara kunci adalah Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Welmin Sunyi Ariningsih



Dalam seminar terungkap bahwa swasembada pangan di Kampung Naga dan Kanekes Baduy pada masa itu telah tercapai dengan baik berkat kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan ladang sawah, dan yang tak kalah pentingnya adalah pengelolaan pasca panen bagaimana cara menyimpan di leuit dan mengeluarkan hasil panen ketika musim paceklik. Tanaman padi yang di kelola tanpa pupuk kimia dan tanpa pestisida menghasilkan beras yang awet dan putih. Kata Elis Suryani yang membawakan topik makalah dengan judul Pemuliaan Pangan: Berbasis Kearifan Lokal Naskah Mantra.


Pembicara yang tak kalah menariknya adalah Hermansyah dari Aceh yang mengusung tema . Swasembada Pangan dan Penanggulangan Hama di Aceh Periode Kesultanan (Kajian Terhadap Sarakata dan Manuskrip Aceh. Ia mengungkapkan bahwa raja telah membeli sebidang tanah diluar Banda Aceh untuk mengkarantina tikus agar tidak menyerang tanaman padi, ketika tikus sudah terkumpul di daerah karantina diberi makan dan dilarang untuk di bunuh, tetapi jika tikus keluar dari daerah karantina tikus itu boleh dibunuh. Namun belum terungkap bagaimana tikus digiring ke daerah karantina, tetapi yang jelas dalam naskah tersebut tertulis bagaimana tikus tersebut di pagarai dengan mantra agar tidak berkeliaran diluar karantina


Seminar diikuti oleh 250an undangan terdiri dari dosen, Mahasiswa, Pustakawan, Filolog dan masyarakat umum pemerhati naskah. Adapun pembicara dan judul makalah selengkapnya adalah,
pada sesi pertama yang membahas Sub tema Mitos Pangan dalam Naskah Kuna Nusantara dengan judul, 1. Pemuliaan Pangan: Berbasis Kearifan Lokal Naskah Mantra Pertanian oleh Elis Suryani; 2. Mitos Padi di Masyarakat Pesisir Cirebon dalam Naskah Serat Satriya Budug Basu. Oleh Sinta Ridwan; 3. Rasa Kebersamaan dan Konsep Kesejahteraan Bersama dengan Pemuliaan terhadap Padi dalam Wawacan Sulanjana oleh Kalsum.


Sementara untuk sesi kedua yang membahasa sub tema Potensi Pangan dalam Naskah Kuna Nusantara, menghadirkan 1. Potensi Pangan dalam Naskah Jawa, Sumbangannya terhadap Penciri dan Identitas Daerah, oleh Suparjo, 2. Ketahanan Pangan di Sektor Pertanian Masyarakat Jawa Kuno oleh Titi Surti Nastiti, 3. Jenis-jenis Pangan di Cirebon pada Abad 14-15 yang Terdapat dalam Naskah-naskah Cirebon oleh Nur Hata, 4. Babad Lombok; Babad Palawija kaliyan Palawosé oleh Salfia Rahmawati)
Untuk Sesi ketiga, masih membahas sub tema yang sama dengan sesi 2 adalah 5. Babad Kawung oleh. Iskandarwassid. 6. Potensi Sumberdaya Perikanan sebagai Salah Satu Bagian Ketahanan Pangan Nasional : Sebuah Kearifan Lokal dalam Naskah Melayu Kuna oleh Asep Yudha Wirajaya. 7. Mitologi, Rheologi, dan Makna Simbolik Pangan dalam Naskah Jawa Kuna-Bali oleh I. Made Suparta. I Made Suparta pun tidak dapat hadir dikarenakan sesuatu hal.


Pada panel terakhir atau yang ke empat pada hari kedua yang membahas sub tema: Pemanfaatan dan Pengolahan Pangan dalam Naskah Kuna Nusantara dibawakan dengan judul 1. Dharma Caruban: Buku Resep Masakan ala Bali oleh Gusti Ayu Novaeni. 2. Kuliner dan Naskah Banyumas oleh Sugeng Priadi. Dan terakhir 3. Swasembada Pangan dan Penanggulangan Hama di Aceh Periode Kesultanan (Kajian Terhadap Sarakata dan Manuskrip Aceh). Oleh Hermansyah.


Seminar yang berlangsung selama dua hari ditutup secara resmi oleh Kepala Bidang Layanan Koleksi Khusus Dina Isyanti dengan harapan agar apa yang terungkap pada naskah ini menjadi cerminan bahwa mempelajari kearifan lokal jaman dulu untuk kesejahtraan jaman sekarang.


Sumber: pnri.go.id

Comments