JAKARTA, Minat baca masyarakat Indonesia dinilai masih rendah, kendati hal tersebut dianggap turut menentukan kemampuan ilmu pengetahuan dan sumber daya manusia Indonesia. Hal tersebut diungkapkan, Anggota Komisi X Irsal Yunus.
"Jika kita sudah menemukan cara untuk meningkatkan minat baca, itu hasilnya akan sangat mengagumkan. Selama ini kita belum berpikir untuk meningkatkan minat baca, urusannya selalu buku dan gedung,” ujar Irsal ketika melakukan RDP dengan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) Sri Sularsih, di Ruang Rapat Komisi X, Gedung Nusantara I, awal pekan ini.
Dikatakan, politisi PDI Perjuangan ini, persoalan minat baca ini tak pernah terselesaikan. Ia mengingatkan, ada dua tugas utama PNRI, yaitu meningkatkan minat baca dan mengisi perpustakaan dengan buku-buku yang mempunyai nilai untuk bangsa. “Ini misi Perpustakaan Nasional yang paling kuat,” imbuh Irsal.
Hal senada diungkapkan Anggota Komisi X Muslim. Ia menilai, mungkin diperlukan perubahan pola maupun strategi, sehingga masyarakat memiliki ketertarikan minat baca ke Perpustakaan Nasional maupun Perpustakaan Daerah.
“Bantuan buku ke Lapas, kenapa tidak diarahkan ke Rumah Pintar? Ada Mobil Pintar, tapi terbatas. Kalau Rumah Pintar bisa kita dorong di beberapa lokasi, apalagi untuk daerah tertinggal, terluar, maupun terpencil, ini sangat positif,” ujar Muslim.
Sumber: suaramerdeka.com
Minat baca sebaiknya dimulai di usia golden age ,kelak akan tumbuh anak anak cerdas dan akhalakul karimah.Pemerintah harus support dengan mengadakan aktifitas,menganggarkan dengan bijak,mensosialisasikan budaya baca.
ReplyDeleteanad benarrrrrrr
ReplyDelete