Publikasi Gerakan Nasional Indonesia Membaca : Perpustakaan Sumber Inspirasi Masyarakat

Padang, Sumbar—Manusia tidak akan maju dan berkembang jika tidak bisa membiasakan membaca. Berbagai tokoh besar dunia sejatinya tidak melepaskan aktivitas kehidupannya dengan membaca. Bahkan, saking teramat pentingnya, tidak ada satu profesi apapun di dunia yang tidak melekatkan kebutuhan membaca.


Kompas .com di tahun 2012 dalam rilisnya mencatat bahwa di Indonesia, satu buku dibaca oleh sekitar 80.000 penduduk. Data ini diperkuat oleh temuan UNESCO di tahun 2011 lalu yang menyebutkan Indeks Minat Baca Indonesia cuma menempati posisi rendah (0,001). Artinya, dari seribu penduduk hanya satu yang minat membaca.


Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menekankan pentingnya membaca kepada masyarakat. “Tidak ada satupun informasi yang bisa didapat tanpa membaca,” ujarnya saat Publikasi Gerakan Nasional Indonesia Membaca yang digelar di Kantor Gubernur Sumatera Barat, Padang, (22/8). Selain dihadiri oleh Kepala Perpusnas dan Gubernur Sumbar, talkshow publikasi juga menampilkan pembicara budayawan/sastrawan Indonesia H. Taufiq Ismail serta public figure sekaligus pemerhati sosial, perpustakaan dan kegemaran membaca Wanda Hamidah.


Membaca, lanjut Gubernur Irwan Praytino memberikan multiplier effect (efek ganda) yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat. Masalah fundamental yang terjadi dan harus dicari solusinya adalah bagaimana menyadarkan masyarakat bangsa Indonesia agar gemar membaca.


Secara umum, masyarakat bisa dikategorikan menjadi dua, masyarakat terpelajar dan non terpelajar. Faktanya, masyarakat Indonesia menempati posisi rendah di Asia dalam budaya membaca. Rendahnya budaya baca tersebut tidak hanya menyasar di tatanan masyarakat terpelajar yang semestinya dekat dengan aktivitas membaca. Padahal, pada ranah pendidikan, membaca menjadi kegiatan utama dalam belajar mengajar. Lalu, bagaimana dengan kondisi yang dialami oleh masyarakat non terpelajar. Buku sudah pasti menjadi barang mahal. Yang terpenting bagi mereka kebutuhan lahiriah (sandang, pangan, papan) terpenuhi.


Salah satu gugus tugas perpustakaan yang diamanahkan Undang-undang adalah menciptakan sarana kepada masyarakat agar gemar membaca. Kepala Perpustakaan Nasional Hj. Sri Sularsih menyebutkan, meski berkali-kali mengalami pasang surut, keberadaan perpustakaan sudah mulai digandrungi. Dulu, kekurangan bahan bacaan menjadi alasan keengganan masyarakat datang ke perpustakaan. Perlahan pasti, segala kekurangan diperbaiki agar keberadaan perpustakaan benar-benar menjadi dambaan masyarakat.


Penyaluran mobil perpustakaan keliling (MPK) dan kapal perpustakaan keliling telah. Di tambah lagi, sekitar 22.000 desa yang ada di seluruh Tanah Air telah dibangun gedung perpustakaan. Penguatan koleksi pun telah pula diperbuat. Terobosan-terobosan tersebut merupakan bagian dari program revitalisasi perpustakaan. Sri Sularsih mengatakan Revitalisasi yang dilakukan Perpusnas merupakan keharusan karena telah masuk ke dalam program prioritas pembangunan. “Perpustakaan adalah pemberi inspirasi dan semangat masyarakat yang haus ilmu pengetahuan,” kata Sri Sularsih.


Yah, meskipun ilmu bisa diakses melalui pendidikan di sekolah, tapi predikat buku sebagai jendela dunia tidak bisa dilepaskan begitu saja. “Buku, bisa menginspirasi semua manusia. Sama hal nya dengan perpustakaan,” ucap Wanda Hamidah. Namun, yang tidak kalah penting bagi pemerintah pusat, dan daerah yaitu bagaimana memasukkan fungsi perpustakaan ke dalam lingkup pendidikan (sekolah). Sehingga, peran dan fungsi keduanya bisa dimaksimalkan. Minimnya pelajaran sastra yang diberikan turut memperparah kemampuan literasi siswa didik. Di tambah lagi, para pendidik tidak mewajibkan para siswa didiknya memiliki buku wajib yang mesti dibaca. Keprihatinan ini yang akhirnya disebut dengan “Tragedi Nol Buku” oleh sastrawan Taufiq Ismail. Tamparan keras bagi dunia pendidikan.


Selain menggelar talkshow interaktif, pada kesempatan yang sama juga dilakukan pengukuhan pengurus daerah (PD) IPI Provinsi Sumbar oleh Ketua Umum PP-IPI H. Dedi Junaedi. Pengukuhan disaksikan langsung oleh Kepala Perpusnas dan Gubernur Sumbar. Selain itu, di halaman kantor Gubernur, tampak ratusan siswa TK dan SD berpacu mengikuti lomba mewarnai, dan menggambar ‘Aku Suka Membaca’. Sedangkan bagi SMA diadakan lomba pembuatan jingle tentang minat dan gemar membaca.


Upaya Publikasi Gemar Membaca yang dilaksanakan Perpusnas merupakan pengembangan lanjutan dari Program Gerakan Nasional Indonesia Membaca yang telah dicanangkan Wapres Boediono tahun 2011 lalu. Di harapkan dengan kegiatan semacam ini, antusias masyarakat untuk membaca bisa terdongkrak kembali.


Sumber: pnri.go.id

Comments